Salafi Disebut Usik Paham Muhammadiyah, Dr Ali Trigiyatno: Ngobok-Ngobok Paham sudah Mapan | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Salafi Disebut Usik Paham Muhammadiyah, Dr Ali Trigiyatno: Ngobok-Ngobok Paham sudah Mapan

Editor: MMA
Jumat, 31 Mei 2024 10:24 WIB

Logo Muhammadiyah. Foto: muhammadiyah.or.id/Tirto.id

YOGYAKARTA, BANGSAONLINE.com – Ternyata bukan hanya para kiai NU yang gerah dengan orang-orang berpahami Salafy. Para pimpinan Muhammadiyah juga merasa terganggu.

“Kehadiran orang di persyarikatan belakangan ini mulai terasa negatifnya. Bagaimana tidak, ibarat tamu bukannya sopan dan menyesuaikan dengan tuan rumah, tapi malah ngacak-ngacak dan ngobok-ngobok paham keagamaan yang sudah mapan dan dianut Muhammadiyah,” tulis Ketua Majelis Tabligh PWM Jawa Tenga Dr. H. , M.Ag, dalam artikelnya berjudul Mengapa Paham Salafi Mudah Masuk di Muhammadiyah yang dilansir pwmjateng.com belualafi m lama berselang.

Menurut , orang Salafi mengusik paham yang dianut Muhammadiyah. “Salat tarawih 4-4 mulai diusik dengan harus 2-2, zakat profesi digembosi dianggap tidak ada dalilnya atau contohnya di zaman Nabi,” tulisanya lagi.

Begitu juga zakat fitri pakai uang divonis tidak sah. “Hisab dalam penentuan awal Ramadhan dihukumi bid’ah, wanita bekerja di luar rumah dinilai tidak islami, dan yang paling hangat belakangan ini adanya vonis haram mutlak untuk musik dan nyanyian dan masih banyak contoh lainnya,” tambah .

Menurut Dr. H. , ada beberapa faktor yang bisa menjelaskan mengapa orang dan faham Salafi mudah masuk di kalangan warga persyarikatan :

Pertama, karena doktrin manhaj tarjih bersifat terbuka dan toleran.

“Doktrin ini di satu sisi mencerahkan, namun juga mengandung kelemahan. Celah ini jelas akan memudahkan orang luar masuk dan diterima di lingkungan Muhammadiyah,” tulisnya.

Menurut dia, Salafi paham betul itu, di antara ormas Islam yang ada, yang paling mudah ditembus Salafi adalah warga Muhammadiyah.

“Jangan mimpi Salafi bisa dengan mudah masuk dan diterima di lingkungan LDII atau NU misalnya,” tegasnya.

Kedua, tegas , Muhammadiyah sendiri di beberapa tempat terkadang kekurangan SDM yang kober ngurusi masjid dan mushola termasuk membina kajian dan pengajian di lingkungan AUM.

“Sementara Salafi punya SDM itu bahkan melimpah, sementara mereka terkadang belum punya masjid atau tempat kajian tersendiri di daerah itu. Akhirnya seperti teori suplay and demand, maka mudahlah Salafi masuk dan begitu pula mudahnya warga Muhammadiyah menerimanya,” tulisnya lagi.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video