Nasab Ideologis dan Nasab Biologis, Mana yang Lebih Unggul
Editor: MMA
Rabu, 03 Juli 2024 10:23 WIB
Oleh: Mukhlas Syarkun
Belakang ini isu nasab menjadi perhatian publik. Bahkan terjadi pro-kontra terutama mengenai catatan ketersambungan yang memang ikhtilaf. Karena itu kita perlu melihat dari sisi lain yaitu antara nasab Ideologis dan biologis
Keunggulan Manusia Bukan Nasab Biologis
Merujuk firman Allah surah al-Thin bahwa manusia dicipta dengan bentuk yang terbaik (ahsani taqwim).
Syaikh Nawawi Al Bantani, ketika menafsirkan surat at-Tin ayat 4 (ahsani taqwim) sebaik-baik ciptaan, menggambarkan konsep manusia sebagai makhluk istimewa dalam tiga aspek. Yaitu aspek fisik, akal dan budi pekerti (moral) yang baik. Namun manusia kemudian jatuh menjadi as-falasafilin (posisinya yang sangat rendah). Bahkan lebih rendah dari hewan ternak, ketika manusia tidak memanfaatkan hati (nalarnya), penglihatan dan pendengaran tidak digunakan untuk taat kepada Allah, tidak memberi manfaat dan maslahat dan tidak memiliki akhlak mulia.
Pemikiran Ahlussunnah Wal Jamaah menempatkan posisi akal manusia sebagai instrumen yang sangat penting, bahkan dengan kemampuan akal, Allah memerintahkan malaikat sujud kepada Adam.
Tentu setelah akal diasah dengan penguasaan ilmu pengetahuan, sebagaimana firman Allah SWT, ‘wa’allama Adama. Dan Allah telah mengajarkan kepada Nabi Adam nama-nama. Artinya Nabi Adam mendapat pengajaran ilmu pengetahuan dan itu menjadi keunggulan Adam.
Atas dasar inilah kemudian Allah memerintahkan malaikat dan iblis untuk sujud kepadanya, Padahal secara kodrati malaikat dicipta dari cahaya dan iblis dari api yang lebih power dibandingkan tanah liat (bahan dasar Adam diciptakan). Sekali lagi ini karena Adam memiliki pengetahuan (wa ‘allama Adama)
Oleh karena itu, ayat pertama yang turun adalah membaca dan membaca sebagai instrumen penting untuk mendapatkan ilmu. Tentu tidak hanya sekedar membaca, tetapi membaca dengan nama Tuhan, yang telah menciptakan manusia bumi langit dan isinya. Artinya, ilmu yang dipelajari oleh manusia hendaklah sejalan dengan ajaran yang diajarkan oleh Allah. Jadi orang yang berilmu harus disertai juga dengan landasan keimanan. Maka manusia akan mendapat derajat yang tinggi sebagaimana firman Allah : “Allah akan mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu.”
Runtuhnya Nasab Biologis
Runtuhnya aspek-aspek nasab biologis disebabkan hilangnya nasab idologis. Ini dapat dimengerti dengan mendalami, beberapa dalil :