Banyak Masjid di Indonesia Tak Terjaga Kesuciannya Gegara Ngepel Lantai Masjid Pakai Alat Pel WC | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Banyak Masjid di Indonesia Tak Terjaga Kesuciannya Gegara Ngepel Lantai Masjid Pakai Alat Pel WC

Editor: MMA
Wartawan: Mohammad Sulthon Neagara
Senin, 05 Agustus 2024 06:35 WIB

Ilustrasi. Foto: palapanews

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Dr. KH. Nasrullah Afandi, Lc, MA mengungkapkan rasa prihatinnya atas kondisi di Indonesia yang kesuciannya tidak terjaga. Ia mengatakan banyak Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) atau marbut tidak menyadari masalah ini. 

Padahal suci dari adalah bagian dari sahnya salat. Artinya, jika lantai yang kita pakai untuk salat maka salat kita tak sah.

“Masalah kebersihan ini paling sering ditemukan di - yang berada di rest area jalan tol, POM bensin, tempat wisata, perkantoran, perusahaan, dan rumah makan,” kata Gus Nasrul – panggilan Nasrullah Afandi – dalam rilisnya kepada BANGSAONLINE.com, Senin (5/8/2024).

Gus Nasrul sering mendapati lantai menjadi karena ketidaktahuan petugas kebersihan tentang thaharah atau kesucian dalam fikih. “Banyak petugas kebersihan menggunakan alat pel yang sebelumnya dipakai untuk mengepel lantai WC tanpa mensucikannya terlebih dahulu. Lantai kamar mandi sering kali terkena , dan jika alat pel tersebut langsung digunakan di , nya bisa menyebar ke seluruh lantai,” tutur Gus Nasrul yang juga wakil ketua Komisi Kerukunan antarumat Beragama MUI Pusat itu.

Menurut Gus Nasrul, meskipun alat pel tampak bersih, namun jika digunakan tanpa disucikan, dari WC akan menyebar ke seluruh lantai . Selain itu, banyak juga yang air kobokan kaki kurang dari dua kulah, sehingga ketika kaki yang terkena masuk kobokan tersebut, kemudian masuk ke area , maka menyebarlah nya, terang Gus Nasrul.

Gus Nasrul juga menyoroti desain arsitektur yang kurang tepat sehingga menjadi sumber masalah. "Tata letak tempat wudhu dan toilet tidak diperhatikan dengan baik," kata Gus Nasrul.

Ia mencontohkan yang tempat wudhunya berada di belakang, sedangkan toiletnya di depan. Hal ini mengakibatkan orang yang berwudhu harus melepas sandal, sementara yang tidak berwudhu bebas keluar masuk dengan sepatu atau sandal mereka.

“Sehingga lantai yang seharusnya suci menjadi kembali,” ucap Gus Nasrul.

Gus Nasrul juga menyoroti posisi WC yang lebih tinggi dari ember.

"Ketika seseorang buang hajat, air kencing jelas nyiprat ke dalam ember atau wadah air, karena perbedaan ketinggian. Ini sering terjadi, terutama di tempat-tempat umum," ujarnya.

Menurut Gus Nasrul, desain arsitektur yang kurang tepat juga menyebabkan pembuangan air dari WC mengalir masuk ke kobokan cuci kaki di depan tempat wudhu, yang kemudian kobokan digunakan oleh orang-orang yang habis berwudhu.

“Hal ini menyebabkan lantai yang seharusnya suci menjadi kembali,” jelasnya.

Oleh karena itu, Gus Nasrul menekankan pentingnya edukasi dan peningkatan kesadaran tentang fikih thaharah di kalangan pengurus dan petugas kebersihan.

“Agar tidak melakukan kesalahan yang berakibat pada nya atau tidak sahnya salat orang banyak," tegasnya.

Alumnus Pesantren Sarang, Rembang tersebut memberi saran agar posisi dan WC di fasilitas umum termasuk rest area, rumah makan, dan lainnya lebih baik berjauhan, sebagai upaya menjaga kesucian atau mushola.

Gus Nasrul berharap, ada upaya serius dari semua pihak untuk menjaga kesucian dan mushola. Mulai dari DKM, pengurus , arsitek, hingga seluruh umat Islam perlu bekerja sama untuk memastikan -mushola tetap suci dan sah sebagai tempat ibadah.

"Masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga simbol kesucian umat Islam. Kebersihannya harus dijaga dengan baik agar ibadah yang dilakukan di dalamnya sah diterima oleh Allah SWT. Dengan edukasi yang tepat dan kesadaran yang tinggi, kita bisa menjaga kesucian dan meningkatkan kualitas ibadah umat Islam di Indonesia,” pungkasnya.

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video