Dulu, NU Terkenal karena Kesantunan dan Kebijaksanaanya, Sekarang? | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Dulu, NU Terkenal karena Kesantunan dan Kebijaksanaanya, Sekarang?

Editor: MMA
Minggu, 11 Agustus 2024 20:30 WIB

Foto: istimewa

Teladan dari Para Ulama: Sikap Toleransi dalam Menyikapi Perbedaan

Salah satu teladan yang bisa kita ambil dari para ulama adalah sikap toleransi mereka dalam menyikapi perbedaan pendapat. Sikap ini bukan hanya penting untuk menjaga persatuan di dalam , tetapi juga untuk membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat luas. Para ulama di masa lalu selalu menekankan pentingnya musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan. Mereka selalu berusaha untuk mencari solusi yang bisa diterima oleh semua pihak, tanpa mengorbankan prinsip-prinsip dasar keislaman.

KH. Wahab Hasbullah adalah inisiator dan penggerak baik dalam urusan keagamaan maupun politik kenegaraan. beliau adalah salah satu teladan yang baik dalam berkomunikasi yang konstruktif, sesulit apa perbedaan yang terjadi, Beliau maupun mengkonstruksi kalimat-kalimat yang menyejukkan dan akhirnya disepakati bersama. Beliau selalu membuka ruang dialog dengan berbagai kalangan, termasuk dengan mereka yang memiliki pandangan berbeda. Sikap ini tidak hanya memperkaya wawasan beliau, tetapi juga memperkuat persatuan di kalangan umat Islam.

Selain KH. Wabah Hasbullah, kita memiliki banyak contoh ulama yang selalu mampu menjaga dalam berkomunikasi dan bersikap toleran terhadap perbedaan. KH Ali Maksum, misalnya, adalah seorang ulama yang sangat dihormati karena nya dalam menghadapi perbedaan pendapat. Beliau selalu menekankan pentingnya menjaga persatuan di tengah perbedaan, dan tidak pernah ragu untuk berdialog dengan siapa pun yang berbeda pandangan. Sikap ini membuat beliau dihormati tidak hanya oleh warga , tetapi juga oleh masyarakat luas.

Di era digital seperti sekarang, tantangan bagi dalam menjaga kesejukan dan dalam berkomunikasi semakin besar. Media sosial telah menjadi alat yang sangat efektif dalam menyebarkan informasi, namun juga bisa menjadi sumber kegaduhan jika tidak digunakan dengan bijak. Banyak sekali pernyataan atau komentar yang dibuat secara tergesa-gesa dan tanpa pertimbangan yang matang, yang akhirnya menimbulkan konflik dan perpecahan.

, sebagai organisasi besar yang memiliki pengaruh signifikan, harus mampu menghadirkan kesejukan di era digital ini. Sikap dan cara berkomunikasi yang santun harus menjadi pegangan bagi seluruh warga , terutama dalam menggunakan media sosial. Ini bukan hanya soal menjaga citra organisasi, tetapi juga soal menjaga persatuan dan kesatuan di tengah masyarakat yang semakin terpolarisasi.

Para ulama di masa lalu telah memberikan teladan yang sangat berharga dalam menjaga dan dalam berkomunikasi. Mereka selalu mengutamakan dialog dan musyawarah dalam menyikapi perbedaan pendapat, sebuah tradisi yang harus kita lanjutkan di era digital ini. Sikap yang santun dalam berkomunikasi adalah kunci utama untuk menjaga marwah sebagai organisasi yang dihormati dan disegani.

Tantangan dan Harapan

Memasuki abad kedua, dihadapkan pada tantangan yang tidak ringan. Di satu sisi, harus tetap teguh dalam memegang prinsip-prinsip keislaman yang moderat, di sisi lain, juga harus mampu beradaptasi dengan perubahan zaman yang semakin cepat dan kompleks. Di tengah situasi ini, kemampuan untuk menghadirkan kesejukan dan menjaga dalam berkomunikasi menjadi sangat penting.

Teladan dari para ulama di masa lalu memberikan kita pelajaran berharga tentang bagaimana menghadapi perbedaan pendapat dengan bijaksana dan santun. Sikap ini harus menjadi pegangan bagi kita semua dalam menghadapi tantangan di masa depan. Kembali pada khittah sebagai organisasi keagamaan yang fokus pada dakwah dan pemberdayaan umat adalah langkah yang tepat untuk menjaga marwah dan memastikan bahwa tetap relevan dan dihormati di tengah perubahan zaman.

Semoga dengan upaya yang terus kita lakukan, akan mampu menghadirkan kesejukan dalam dirinya, baik di dalam tubuh organisasi maupun dalam interaksinya dengan masyarakat luas. Ini adalah tugas kita sebagai generasi penerus , untuk menjaga warisan yang telah diberikan oleh para pendiri , dan memastikan bahwa tetap menjadi organisasi yang memberikan manfaat bagi umat dan bangsa.

Penulis adalah peneliti pada Moderation Corner-Jakarta.

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video