Praktik Judi Warnai Pilkada 2024 di Situbondo, Bursa Taruhan Jagokan Petahana
Editor: M. Aulia Rahman
Wartawan: Syaiful Bahri
Rabu, 02 Oktober 2024 15:34 WIB
Menanggapi hal tersebut, pengamat sosial politik dari Universitas Abdurachman Saleh (Unars) Situbondo, Dini Noor Aini, mengatakan bahwa taruhan di ajang pesta demokrasi layaknya fenomena yang tak bisa ditumpas.
"Ini sudah menjadi fenomena, tidak hanya Pilkada, tapi juga pemilihan kepala desa. Taruhan ini seperti perjudian, karena kebiasaan yang terus-menerus, sehingga menjadi tradisi," tuturnya.
Ia menilai, ada beberapa faktor yang mendukung taruhan pada Pilkada 2024 di Situbondo.
"Faktor sosial dan lingkungan yang mendukung, tidak berusaha untuk mencoba mengurangi atau memberantas. Kedua, faktor ekonomi, mencari keuntungan, dan faktor ketiga adalah faktor politis, seorang bos butuh pengakuan memiliki 'kesaktian' untuk mendukung suatu paslon," paparnya.
Dosen Sistem Politik Indonesia Unars ini turut membeberkan realitasnya, di mana para petaruh hadir dalam kontestasi lantaran sifat pragmatis yang terus berkembang.
"Kedaulatan atau kepentingan rakyat semakin hari semakin terkikis, karena masyarakat kita terbuai oleh praktik-praktik pragmatisme," ujarnya.
Perempuan yang pernah menjadi Komisioner Pemilihan Umum (KPU) Situbondo itu menyebut keberadaan para petaruh bisa berpengaruh pada pemenangan paslon dalam pesta demokrasi.
"Ia bekerja sama dengan paslon atau tim sukses untuk melakukan pemetaan suara dan pemenangan," pungkasnya. (sbi/mar)