Lima Ibu Hamil di Mojokerto Tewas, Dinkes: Kesadaran Masyarakat Perlu Ditingkatkan
Selasa, 12 Januari 2016 21:38 WIB
KOTA MOJOKEROTO, BANGSAONLINE.com - Kematian lima ibu hamil (bumil) selama tahun 2014 - 2015 lalu menjadi perhatian Dinas Kesehatan Kota Mojokerto. Kematian ibu hamil ini dikarenakan penyakit kelainan kehamilan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mojokerto, Christina Indah Wahyu menjelaskan, penyebab meninggalnya lima ibu hamil ini bermacam-macam. "Dua karena eklampsi (kejang dan tekanan darah naik), dua lagi karena perdarahan dan satu karena usus meluntir," paparnya, (12/1).
BACA JUGA:
Sekwan DPRD Kabupaten Mojokerto Ingatkan ASN untuk Tetap Netral di Pilkada 2024
Kiai Asep Penuhi Janji, Bagikan 300 Bola Gratis, Utusan Club Heran juga Dapat Sarung dan Lain-lain
Sambut Hari Anak 2024, Pj Wali Kota Mojokerto Ajak Murid TK Wisata Edukasi Sejarah dan Budaya
Gus Barra Mau Kembalikan Kejayaan Sepak Bola Mojokerto, Lapangan Gajah Mada Perlu Perbaikan
Atas kejadian ini, pihak Dinkes mengaku menerapkan strategi berbeda untuk menurunkan angka kematian ibu. "Caranya adalah meningkatkan kesadaran masyarakat serta meningkatkan kompetensi petugas kesehatan,” kata Indah.
Dari tiga yang meninggal tahun lalu, dua di antaranya tinggal di luar kota. Sehingga tidak bisa terpantau penuh oleh petugas kesehatan. Satu meninggal karena eklampsi, satu karena perdarahan dan satu lagi karena usus meluntir. "Setelah diteliti, ibu hamil yang meninggal karena usus meluntir ternyata dulunya sering mengonsumsi obat pelangsing," jelasnya.
Kesadaran masyarakat, menurut Indah, perlu ditingkatkan karena seringkali hal inilah yang menjadi penyebab ibu hamil meninggal. Ini seperti yang terjadi Juni tahun lalu. Ketika periksa di Puskesmas, ibu hamil diketahui memiliki tekanan darah tinggi. Namun dia tidak kontrol ke RS. Padahal ibu hamil dengan darah tinggi berisiko eklampsi. Untuk mencegahnya, biasanya direncanakan persalinan lebih awal. Akhirnya, terjadi keterlambatan merujuk.
Simak berita selengkapnya ...