18 Negara Belajar Musik Angklung, Gamelan, dan Membatik | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

18 Negara Belajar Musik Angklung, Gamelan, dan Membatik

Rabu, 27 Januari 2016 07:38 WIB

Mahasiswa asing ini main musik angklung di SMP YPPI 3 Jl. Sutorejo Prima Utara, Selasa (26/8). Ini rangkaian mengikuti Commtech di ITS Surabaya.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sebanyak 18 negara mengirimkan wakilnya meliputi para dosen, staf, dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi mengikuti kegiatan Community and Technological (CommTECH) Camp Insight 2016.

Acara yang diselenggarakan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini membantu para peserta mengenali dan mendalami kekayaan Indonesia.

Ketua Panitia CommTECH Camp Insight 2016, Galura Wirautama mengatakan sesuai jadwal CommTECH akan berlangsung selama sembilan hari. Peserta yang hadir sebanyak 38 peserta dari 18 negara.

Diantaranya Jepang, Amerika Serikat, Rusia, Taiwan, China, Laos, Kamboja, Pakistan, Maroko, Bulgaria, Thailand, Irak, Malaysia, Bangladesh, Filipina, Vietnam, Kamerun dan Spanyol.

CommTECH yang telah digelar enam kali ini, kata Galura, sekaligus menjadi ajang pengenalan Indonesia kepada peserta. Terbukti dengan beberapa program seperti belajar alat musik , gamelan, tari Saman, dan kegiatan membatik menjadi salah satu acara favorit di perhelatan Commtech tiap tahunnya.

Hasil dari pembelajaran tersebut rencananya juga ditampilkan pada jamuan makan malam di rumah walikota Surabaya. “Di rumah walikota akan datang juga beberapa undangan dari Prancis dan Amerika yang akan menampilkan tarian Saman,” ujar Galuh yang ditemui di kampus ITS.

Ia menjelaskan pada hari pertama para peserta akan langsung diajak menikmati city tour Surabaya. Antara lain tujuannya kunjungan ke bangunan kota bersejarah Siola, monumen Tugu Pahlawan, House of Sampoerna, dan Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya.

Sebelum mengikuti upacara pembukaan, para peserta yang disambut dengan atraksi tarian tradisional Surabaya Sparkling yang cukup memukau perhatian peserta. Tak hanya itu, peserta nantinya juga akan menampilkan performance dari masing-masing negara pada jamuan makan malam di gedung Plaza Dr Angka, Kampus ITS.

Galuh mengungkapkan bahwa inti acara dari Commtech adalah course. Peserta mengikuti tiga course yang akan langsung diajar oleh dosen-dosen ITS.

“Ada tiga course, yaitu tentang sanitasi berbasis masyarakat di daerah-daerah pedesaan maupun kota, perkembangan sustainable di negara berkembang, munculnya penggunaan IT di Surabaya, dan masih banyak lagi materinya,” terang Galuh.

Selain itu, peserta juga akan mengunjungi beberapa desa di Surabaya seperti kampung tempe, kampung kue, kampung recycle, dan kampung kerupuk. Selain itu, peserta juga mengunjungi beberapa kampung yang menjadi pusat Green and Clean di Surabaya seperti kampung Jambangan dan kampung Genteng.

“Peserta juga akan diajak mengunjungi pusat-pusat pemerintahan di Surabaya untuk mempelajari mekanisasi sistem informasi di Surabaya, seperti e-government, e-KTP, dan lain sebagainya,” terang mahasiswa jurusan Teknik Sistem Kelautan 2014 tersebut.

Pada puncak acara akan diadakan beberapa game. Uniknya, game-game tersebut terinspirasi dari game asal Korea, Running Man. Nantinya setelah mereka mengunjungi tempat-tempat di Surabaya seperti Tugu Pahlawan dan hasil dari game akan di-upload ke akun facebook CommTECH sebagai media promosi serta edukasi bagi orang-orang yang melihat agar tertarik mengikuti program ini.

Rektor ITS, Prof Joni Hermana didampingi oleh Wakil Rektor IV Prof Ketut Buda Artana dan Direktur Pascasarjana Prof Ir Djauhar Manfaat menyematkan tanda peserta secara simbolis kepada dua peserta, yakni Herehau Blais dari Prancis dan Siwat Kaolueng dari Thailand.

“Kami berharap kalian bisa menemukan berbagai pengalaman baru dalam kegiatan CommTECH ini yang tentunya akan berguna bagi kalian di negara masing-masing nantinya,” jelas Prof Joni. (dur/jnr)

 

 Tag:   budaya angklung

Berita Terkait

Bangsaonline Video