Master Plan Pengembangan Gili Labak Sumenep Libatkan Banyak SKPD, Anggota Dewan Nilai Lamban
Wartawan: Rahmatullah
Kamis, 04 Februari 2016 00:08 WIB
SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Master plan dan detail engineering design (DED) wisata bahari Pulau Gili Labak di Desa Kombang, Kecamatan Talango, saat ini masih tahap penyusunan. Penyusunan ini tidak hanya dilakukan satu instansi, tapi dilakukan oleh lintas Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD).
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Sumenep, Sofiyanto, membenarkan bahwa master plan dan DED pengembangan destinasi wisata bahari Pulau Gili Labak tidak hanya dilakukan oleh instansi yang dipimpinanya, tapi juga dengan SKPD lain.
BACA JUGA:
Anggaran DBHCHT 2024 Sebesar Rp47 Miliar Dibagi ke Enam OPD
Puncak Acara Traveling Let’s Get Lost At Gili Labak Dimeriahkan Tari Topeng
RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep Kembali Tambah Personel Dokter Spesialis KJSU
Sumenep Gunakan Energi Bersih Lewat REC
“Penyusunan master plan dan DED dilakukan oleh beberapa SKPD terkait, dengan kata lain tidak hanya Disbudparpora,” terangnya, Rabu (3/2).
Sofi berharap, Pulau Gili Labak yang belakangan manjadi destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun luar Madura, akan tetap menjadi salah satu daya tarik Sumenep. Sebab itu, mantan Kabag Humas Setkab Sumenep itu berharap wisatawan yang berkunjung mau menjaga kebersihan lingkungan, sehingga keindahan pasir dan panorama alam bawah laut tetap terjaga.
Sementara Sekretaris Komisi IV DPRD Sumenep, Imran, menilai bahwa pengembangan Gili Labak terkesan lamban. Pasalnya, tempat wisata itu diketahui kalangan umum berkat usaha penyedia jasa travel. Sementara pemerintah setempat hingga kini masih mau menyusun master plan dan DED itu.
“Seandainya instansi terkait tanggap terhadap potensi wisata itu, maka yang pertama menggarap memperkenal ke kalangan umum bukan penyedia jasa travel atau lainnya,” ujarnya.
Meksi demikan, kata Imran, pemerintah masih bisa melakukan perbaikan sarana dan prasarana menuju pulau itu, termasuk juga membenahi dan mewujudkan mode transportasi bagus dengan biaya relatif mudah dijangkau. “Sangat disayangkan sekali jika potensi wisata itu dibiarkan tanpa konsep matang,” pungkasnya.