Waduh, Banyak Nelayan di Sumenep Ganti Profesi
Jumat, 22 April 2016 17:19 WIB
SUMENEP, BANGSAONLINE.com – Meski aktivitas nelayan cukup menjanjikan, tapi rupanya banyak nelayan di Kabupaten Sumenep justru meninggalkan profesi itu. Banyak nelayan justru berbondong-bondong ke luar daerah dengan mendirikan toko. Hal itu biasanya terjadi saat nelayan memasuki musim paceklik.
Menurut anggota Komisi II DPRD Sumenep, Masdawi, musim paceklik bagi nelayan biasanya terjadi pada bulan April, Mei dan Juni. Katanya, di bulan-bulan inilah banyak nelayan justru meninggalkan aktivitasnya menangkap ikan. Dan mereka memilih bermigrasi ke luar daerah, seperti halnya ke Jakarta, untuk membuka usaha lain.
BACA JUGA:
Demi Ekosistem Laut, 105 Modul Rumah Ikan Siap Ditenggelamkan Nelayan Sumenep
Proyek ICS Kurang Bermanfaat, DPRD Sumenep Bakal Panggil Dinas Terkait
BMKG Kalianget Imbau Masyarakat Waspadai Gelombang Besar
Dugaan Penyelewengan Kartu Asuransi Nelayan, Begini Penjelasan DKP
“Dalam bulan-bulan itu memang tidak ikan,” ujar pengusaha ikan laut itu, Jum’at (23/4).
Meski dalam 3 bulan itu tidak ada ikan, kata Masdawi, seharusnya nelayan tidak boleh pindah profesi. Sebab, dalam bulan itu sebenarnya ikan sedang bertelur, lalu mengeram dan menetaskan ikan-ikan baru. Artinya, selepas bulan tersebut ikan-ikan akan banyak lagi, karena akan kembali lagi ke permukaan laut.
Simak berita selengkapnya ...