Merokok Saat Hamil, Tingkatkan Kemungkinan Bayi Terjangkit Skizofrenia saat Remaja | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Merokok Saat Hamil, Tingkatkan Kemungkinan Bayi Terjangkit Skizofrenia saat Remaja

Editor: choirul
Selasa, 24 Mei 2016 11:48 WIB

Nikmat di situ, beresiko untuk janinmu. foto: repro mirror.co.uk

LONDON, BANGSAONLINE.com - Tanda-tanda paparan nikotin berat dalam darah ibu,dikaitkan dengan 38% peningkatan kemungkinan skizofrenia. Demikian hasil penelitian.

Skizofrenia sering digambarkan sebagai penyakit gila. Kondisi ini menyebabkan penderitanya mengalami delusi, halusinasi, pikiran kacau, dan perubahan perilaku. Oleh karena itu, penderita skizofrenia sulit dalam berinteraksi secara sosial dan beraktivitas sehari-hari. Dan penyakit ini mulai berkembang ketika si penderita memasuki remaja.

Penelitian di Finlandia menemukan, lebih banyak perempuan yang terkena nikotin semakin besar kesempatan mereka memiliki anak yang terkena penyakit mental yang berat. Tanda-tanda paparan nikotin berat dalam darah ibu dikaitkan dengan 38% peningkatan kemungkinan skizofrenia.

Para ilmuwan menganalisis data dari 1.000 pasien skizofrenia, dengan menyocokkan catatan kelahiran dan kesehatan mereka, dengan lingkungan sekitarnya.

Kebiasaan merokok dinilai dengan melihat kadar penanda nikotin, cotinine, dalam darah.

Berdasarkan pengukuran ini, seperlima dari ibu pasien skizofrenia ditemukan telah merokok berat saat hamil, dibandingkan dengan 14,7% dari ibu kontrol.

Peneliti senior dari University of Columbia di New York City, Profesor Alan Brown mengatakan: "Ini adalah pertama studi berbasis biomarker untuk menunjukkan hubungan antara paparan nikotin pada janin dan skizofrenia."

Wanita yang berpartisipasi dalam penelitian ini, direkrut ke dalam Finlandia Prenatal Studi Skizofrenia. Tes darah dilakukan selama trimester pertama dan awal trimester kedua (periode tiga bulan) dari kehamilan.

Nikotin dikenal untuk menyeberangi plasenta dengan mudah dan memasuki aliran darah janin, menyebabkan kelainan perkembangan saraf. Penelitian ini diterbitkan dalam American Journal of Psychiatry.

Sumber: mirror.co.uk

 

sumber : mirror.co.uk

 Tag:   Kesehatan

Berita Terkait

Bangsaonline Video