Limbah Cemari Sumur dan Perkebunan, Warga Lakardowo Tuntut PT PRIA Ditutup
Rabu, 25 Mei 2016 20:54 WIB
MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Tuntut penutupan lahan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) milik PT PRIA, ratusan warga Desa Lakardowo, Kecamatan Jetis ngeluruk kantor Pemkab Mojokerto, siang tadi (25/5).
Warga yang datang dengan mengendarai truk terbuka menyebut perusahaan limbah B3 PT PRIA telah mencemari sumur dan areal perkebunan milik warga.
BACA JUGA:
Sekwan DPRD Kabupaten Mojokerto Ingatkan ASN untuk Tetap Netral di Pilkada 2024
Kiai Asep Penuhi Janji, Bagikan 300 Bola Gratis, Utusan Club Heran juga Dapat Sarung dan Lain-lain
Sambut Hari Anak 2024, Pj Wali Kota Mojokerto Ajak Murid TK Wisata Edukasi Sejarah dan Budaya
Gus Barra Mau Kembalikan Kejayaan Sepak Bola Mojokerto, Lapangan Gajah Mada Perlu Perbaikan
"Bupati jangan tutup mata, karena saat ini kami warga Lakardowo merasakan dampak yang luar biasa dari pengolahan dan pemanfaatan limbah PT Pria ini," seru Nurasim, Koordinator Presidium Masyarakat Peduli Lakardowo, Rabu (25/5).
Nurasim menyebut sejak berdirinya industri pengolahan dan pemanfaatan limbah B3 tahun 2010 lalu, warga Lakardowo mengaku merasakan adanya perubahan terhadap kondisi lingkungannya. "Selain banyak warga yang sakit, sumur juga tidak bisa difungsikan kembali akibat tingkat pencemarannya yang tinggi," tambahnya.
Terkait ini, Nurasim memiliki bukti hasil uji laboratorium kualitas air tanah di sekitar PT PRIA oleh Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton) pada bulan Maret dan April tahun 2016 kemarin.
"Data Ecoton, 8 air sumur yang ada di kedung palang Desa Lakar Dowo tidak memenuhi baku mutu air bersih. Ini tidak layak untuk mandi cuci atau bahkan tidak layak konsumsi," tegasnya.
Karenanya ia mendesak Bupati Mojokerto menghentikan operasional PT PRIA. Selain itu warga juga meminta Pemkab Mookerto melakukan kajian terhadap ijin pembangunan gedung baru yang kini sudah beroperasional. Ini mengingat pertimbangan gangguan yang dirasakan warga selama operasional perusahaan itu.
"Kami deadline bulan puasa ini harus sudah tutup, jika tidak kami akan mengerahkan massa yang lebih banyak lagi untuk berunjuk rasa," pungkasnya.