Tradisi Boyongan Peringati 1080 Tahun Nganjuk | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tradisi Boyongan Peringati 1080 Tahun Nganjuk

Wartawan: Bambang DJ
Senin, 10 April 2017 15:48 WIB

Bupati Nganjuk Drs H Taufiqurrahman didampingi Wakil Bupati KH Abdul Wachid Badrus saat menerima pusaka dan payung dari Plt Sekda Agus Subagiyo pada prosesi penyambutan peserta boyong. foto: BAMBANG DJ/ BANGSAONLINE

NGANJUK, BANGSAONLINE.com - Boyongan, salah satu tradisi yang terus dilestarikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) . Tradisi ini merupakan agenda tahunan yang digelar untuk memperingati hari jadi , tak terkecuali pada perayaan yang ke-1080.

Sejak pagi, masyarakat sudah memadati tiap jalan yang akan dilalui peserta boyong. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Boyongan dimulai dari alun-alun Berbek menuju alun-alun dengan menaiki kereta berkuda.

Namun, dalam prosesi boyongan tahun ini agak berbeda dari boyongan pada tahun-tahun sebelumnya. Bupati dan Wakil Bupati yang biasanya menaiki kereta sebagai panglima, digantikan Sekda. Proses itu berlangsung hingga sampai perbatasan alun-alun di mana Bupati dan Wakil Bupati kemudian menjemput arak-arakan dan melanjutkan hingga menuju Pendopo Kabupaten.

Bupati Drs H Taufiqurahman mengatakan bahwa tradisi boyongan merupakan agenda yang terus dilestarikan karena mampu mendatangkan wisatawan. “Setidaknya proses boyong akan menambah daya minat wisatawan luar,” ujarnya.

“Saya sering sampaikan bahwa nganjuk banyak potensi wisata, salah satunya ya boyong,” imbuh Taufiq.

“Saya berterima kasih masyarakat, dan selamat hari jadi ke-1080 tetap antusias dalam pelaksanaan boyong,” ungkapnya.

Untuk gelaran boyong tahun ini, masyarakat maupun tamu yang ingin melihat proses penyambutan bisa melihat dari dekat, karena lokasinya berada di luar area pendopo. “Kalau dulu penyambutan dilaksanakan di dalam area pendopo dan masyarakat tidak melihat secara langsung,” pungkas Taufiq.

Pantauan di lokasi, warga sangat antusias melihat tradisi boyongan ini. Terbukti dengan banyaknya warga masyarakat yang berbondong-bondong ke mulai alun-alun Berbek hingga alun-alun .

Damayanti, salah satu pelajar yang ikut menonton boyongan mengatakan bahwa memang kali ini masyarakat bisa ikut mengabadikan proses penyambutan peserta boyong.

"Kalo dulu kita tidak bisa masuk karena dilarang. Sekarang saya bisa lihat langsung dan mengabadikannya," kata Damayanti.

Hal senada juga diungkapkan Nita. "Baru kali ini bisa melihat setelah peserta boyong tiba dan dilakukan penyambutan. Kalau dulu saya hanya bisa melihat peserta pawai turun kereta dan berjalan masuk pendopo, tapi tidak bisa lihat langsung prosesinya," cetusnya.

Hadir dalam tradisi boyongan kali ini para pimpinan DPRD, Kapolres, Dandim, Kajari, Ketua Pengadilan, para Kepala Dinas, Camat, dan tokoh masyarakat (bam/rev)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video