DPRD Jombang Sidak Gudang Bulog, Temukan Beras Berkutu dan Berubah Warna | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

DPRD Jombang Sidak Gudang Bulog, Temukan Beras Berkutu dan Berubah Warna

Wartawan: Romza
Kamis, 10 Agustus 2017 13:07 WIB

Anggota DPRD Jombang saat melakukan sidak di gudang bulog, Kamis (10/8/2017). foto: ROMZA/ BANGSAONLINE

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Komisi B DPRD Kabupaten Jombang kembali melakukan inspeksi mendadak (sidak) di gudang bulog Desa Tunggorono dan Desa Dapurkejambon, Kecamatan Kota, Kamis (10/8/2017). Sebelumnya, Selasa (8/8/2017) anggota legislatif juga sudah melakukan sidak ke gudang bulog yang ada di Desa Sembung, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang.

Dalam sidak kali ini, anggota dewan melihat secara langsung beras yang disimpan di dalam gudang bulog. Sejumlah angota legislatif sempat menyampaikan adanya beras yang sudah hancur di dalam karung. Tak hanya itu, di luar karung beras terdapat kutu. Bahkan, keluhan adanya beras yang berubah warna agak kekuning-kuningan juga ditemukan dalam gudang tersebut.

“Ini, hancur berasnya. Lihat saja kecil-kecil. Itu iya, ada kutunya, tapi udah mati,” ujar Novita Eki Wardani, salah satu anggota DPRD Jombang saat di gudang bulog Desa Tunggorono.

Dalam pantauan Bangsaonline.com, setelah dari gudang bulog Tunggorono, rombongan anggota DPRD langsung bergeser ke gudang bulog di Desa Dapur Kejambon. Dalam sidak di lokasi kedua ini, anggota dewan pun mengecek langsung kondisi beras. Bahkan beras dicium untuk mengetahui baunya. “Baunya memang sudah berubah, tidak segar seperti baru dari petani,” kata Rohmad Abidin, Ketua Komisi B DPRD Jombang.

Ia menjelaskan, selain untuk mengecek kondisi beras di gudang bulog, sidak ini bertujuan untuk mengetahui daya serap gabah dari petani. “Ternyata, hingga sekarang masih 36 ton serapan gabah dari petani. Kalau satu tahun kemarin (2016, red) mencapai 70 ton,” bebernya.

Terkait beras berkutu, berubah warna, dan hancur, Rohmad menyatakan, pihaknya sudah menyampaikan kepada pihak bulog agar pendistribusian kepada warga bisa dipercepat. “Iya, ternyata itu penyebabnya karena terlalu lama disimpan di dalam gudang. Kami berharap penyimpanan di dalam gudang tidak terlalu lama, sehingga masyarakat menerima beras dalam kondisi baik,” lanjutnya.

Rohmad juga mengingatkan agar pihak Bulog bisa lebih memperketat pengawasan sebelum pendistribusian beras untuk kesejahteraan (rastra) kepada masyarakat. “Kalau kami meminta agar selalu dilakukan rechecking (pengecekan kembali) kondisi rastra sebelum didistribusikan kepada masyarakat. Itu supaya tidak ada lagi masyarakat yang menerima rastra tidak layak konsumsi seperti tiga minggu lalu yang kita temukan,” tandasnya.

Sementara itu, Irsyad, Kepala Bulog Sub Divre Surabaya Selatan (Wilayah Mojokerto-Jombang) mengakui bahwa kutu memang ada di gudang penyimpanan bulog. Termasuk perubahan warna beras memang pasti terjadi karena masih disimpan di dalam gudang bulog.

“Kalau beras, tentunya memang beberapa bulan ada kutunya. Dan kita selalu melakukan perawatan kualitas. Artinya kita pastikan sebelum didistribusikan, kutunya sudah tidak ada. Termasuk setiap butir beras kalau disimpan pasti berubah (warnanya, red), yang semula bau segar kemudian berubah,” ujarnya kepada awak media.

Menurutnya, beras tidak akan berubah kualitasnya meskipun disimpan satu tahun. “Semua itu tidak merubah kualitas, tetap layak konsumsi. Kita menyimpan bisa sampai satu tahun. Kalau kita, beras hasil penyerapan awal dari petani itu yang kita dahulukan untuk didistribusikan,” ungkapnya.

Arsyad juga menyatakan, pihaknya bersedia mengganti rastra yang tidak layak konsumsi apabila diterima warga. “Sampai sekarang tidak ada yang menyampaikan pengaduan kepada kami. Jika ada, silakan langsung sampaikan, kami pasti akan mengganti dengan yang baru,” tandasnya. (rom)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video