Aktivis Kecam Perusakan Banner Seruan Memilih Pemimpin Bersih | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Aktivis Kecam Perusakan Banner Seruan Memilih Pemimpin Bersih

Editor: Revol Afkar
Wartawan: Yudi Eko Purnomo
Selasa, 17 November 2020 19:25 WIB

Deklarasi GMCM Mojokerto, menyesalkan aksi vandalisme banner berisi seruan moral memilih paslon. (foto: YUDI EP/ BANGSAONLINE)

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Cerdas Memilih (GMCM) menyesalkan aksi perusakan belasan potong banner berisi seruan moral, pada Senin (16/11/2020) malam. Aksi vandalisme oknum tidak bertanggung jawab tersebut dilakukan serentak di wilayah Kecamatan Jatirejo, Gondang, Dlanggu, Jatirejo, dan Pacet.

Aksi ini sempat direkam oleh sejumlah warga setempat. Namun mereka tak kuasa melawan, karena perusakan dilakukan dengan menggunakan senjata tajam.

Tak hanya merusak, sejumlah aktivis menjadi korban intimidasi dari oknum masyarakat yang diduga bagian dari tim pemenangan salah satu paslon bupati.

Sekadar diketahui, banner-banner tersebut bertulis "Anda menerima politik uang, maka masa depan Anda tergadaikan",  "Akankah nasib rakyat harus ditukar dengan segenggam beras dan selembar uang", "rakyat adalah urusan kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan, bukan melulu urusan pasir, batu, gragal, dan aspal untuk jalanan", "memberi ruang pada pemimpin korup = melanggengkan keserakahan dan kerakusan".

Koordinator GMCM Wiwit Haryono, menyampaikan sejumlah kekecewaannya dalam kejadian ini. "Banner kami dirusak pada Senin (16/11) malam. Perusakannya pakai sajam dan diambil. Di Trowulan, aktivis Iwan diintiminasi," keluh Wiwit yang biasa dipanggil Sarko.

Ia mengaku heran dengan aksi ini. "Banner kami berisi imbauan agar memilih pemimpin yang baik, yang tidak ada catatan hukum. Terus terang kami prihatin dengan tiga kali pemimpin Mojokerto semuanya berakhir di penjara," tandasnya.

Karena itu, sebagai warga Mojokerto ia malu dengan track record pemimpinnya. "Karenanya kami memberikan pemaparan dan pemahaman agar masyarakat sadar dalam memilih pemimpin. Ini adalah gerakan moral dan legal," urainya.

Ia mewanti-wanti mereka yang menghalangi gerakan ini, maka ada hukuman menanti, yakni pidana satu tahun.

Iwan, salah satu korban Intimidasi oknum tersebut mengungkapkan, dirinya menjadi korban persekusi belasan oknum yang menggeruduk rumahnya. "Mereka datang dan meminta saya menarik banner-banner tersebut, karena dianggap kampanye hitam. Mereka kami curigai, mereka utusan dari salah satu paslon karena ada yang beratribut paslon," klaimnya.

Iwan menegaskan bahwa misinya tersebut bukan terafiliasi dengan salah satu paslon. "Misi kami netral, karena kami tidak mengusung atau mengarahkan kepada salah satu paslon," katanya.

Untuk menjaga tidak adanya money politic dalam pilkada mendatang, komunikasi ini akan berkoordinasi dengan Bawaslu. Tujuannya untuk memastikan pilkada serentak 9 Desember mendatang berjalan tanpa politik uang. (yep/rev)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video