Larang Pakaian Impor Bekas, Dewan Jatim Minta Pemprov Berdayakan Sentra Konveksi | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Larang Pakaian Impor Bekas, Dewan Jatim Minta Pemprov Berdayakan Sentra Konveksi

Editor: Revol
Wartawan: Didi Rosadi
Kamis, 19 Februari 2015 20:26 WIB

SURABAYA (BangsaOnline) - Pemerintah belakangan ini gencar mengkampanyekan larang pakaian impor bekas masuk ke Indonesia, larangan serupa juga berlaku di Jawa Timur. Alasannya, berbahaya terhadap kesehatan karena adanya bakteri pada pakaian bekas impor. Pemerintah juga beralasan, pelarangan itu untuk melindungi produk tekstil dalam negeri dari serangan produk impor.

Anggota , Chusainuddin mendukung adanya pelarangan impor pakaian bekas terutama di Jawa Timur karena tidak higienis dan berbahaya terhadap kesehatan. Namun, anggota Dewan asal daerah pemilihan (dapil) Jatim VI ini berharap larangan itu juga diikuti dengan perhatian pemprov terhadap para pengrajin konveksi agar bisa berkembang dan bersaing dengan produk impor. Terlebih memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Chusainuddin prihatin dengan industri konveksi di Jatim yang seolah mati suri. Padahal Jatim punya potensi besar, dirinya mencontohkan di Desa Botoran, Tulungagung ada ratusan pengusaha konveksi. Jumlah itu bisa berlipat bila ditambah dengan mereka yang kelas rumah tangga. Tak heran sejak dulu desa Botoran memang dikenal sebagai sentra industri konveksi yang memproduksi pakaian jadi. Bahkan sebelum perang teluk, produk seprai dan selimut asal desa Botoran ini menjadi primadona dan merajai pasaran di Timur Tengah. Tapi sekarang industri konveksi di sana sudah kembang-kempis.

“Dulu sprei asal Desa Botoran merajai pasaran di Timur Tengah. Sekarang, jangankan impor. Di dalam negeripun kalah bersaing dengan produk asal Tasik, Jawa Barat,” tutur politisi asli Tulungagung itu, Kamis (19/2).

Politisi PKB ini berharap Pemprov memberi dukungan untuk sentra konveksi di Tulungagung. Dukungan itu bisa berupa pembinaan manajemen sampai membantu akses pemasaran. Bantuan penyediaan bahan baku yang murah juga akan sangat bermanfaat bagi para pengusaha konveksi karena selama ini kendala mereka adalah ketersedian bahan baku yang murah. Mantan ajudan Menakertrans ini juga berharap pemprov bisa memberi bantuan modal seperti konsepmBak Tani. Namun tentu saja prioritasnya harus untuk pengusaha konveksi kelas UMKM.

Dirinya yakin, kalau mendapat dukungan yang maksimal para pengusaha konveksi itu bisa berkembang dan memenuhi kebutuhan sandang yang murah dan berkualitas bagi masyarakat Jawa Timur. Apalagi jumlah penduduk Jatim yang mencapai 40 juta merupakan pangsa pasar yang potensial. Imbas positif lain adalah pendapatan asli daerah (PAD) juga akan meningkat.
“Saya yakin kalau designnya bagus dan harganya bersaing, produk pakaian jadi asal Tulungagung diminati masyarakat Jawa Timur, bahkan nasional,” ujar pria berkaca mata ini.

 

 Tag:   DPRD Jatim

Berita Terkait

Bangsaonline Video