Wali Kota Kediri Ngobrol Soal NFT Hingga Metaverse dengan Ghozali Everyday di Tulungagung

Wali Kota Kediri Ngobrol Soal NFT Hingga Metaverse dengan Ghozali Everyday di Tulungagung Wali Kota Kediri Abdullah, Abu Bakar, ketika berbincang dengan Ghozali Everyday di Republik Dendy Cafe, Tulungagung. Foto: Ist

TULUNGAGUNG, BANGSAONLINE.com , , bersama Wakil Rektor III Universitas Dian Nuswantoro (), Pulung Nurtantio, dan berbagi cerita dalam agenda bertajuk 'Road Show Tri Mas Ganteng' di Republik Dendy Cafe.

Kegiatan yang diikuti oleh dan pegiat media sosial di Tulungagung itu membahas soal industri kreatif, mulai dari Metaverse, , hingga Cryptocurrency.

Pemilik nama lengkap Sultan Gustaf Al-Ghozali ini mengatakan bahwa dirinya tidak pernah menyangka akan setenar ini. Awalnya, Ghozali melihat peluang berbeda di serta mempunyai pikiran yang unik dan lucu apabila mengunggah foto selfienya.

Saat itu, non-fungible token () hanya diberi harga 0,001 ETH atau sekitar Rp45 ribu yang saat ini meroket jadi Rp33 juta. "Sebenarnya dari awal listing nggak niat jualan. Ya upload foto saja. Laku nggak laku nggak masalah," ujarnya di Republik Dendy Cafe, Sabtu (29/1).

Mahasiswa Prodi D-4 Animasi ini mengungkapkan kunci kesuksesannya adalah konsisten dalam berkarya. Ia mengaku telah ratusan kali mengikuti kontes desain dan baru menang dua kali, dari situlah Ghozali tidak patah semangat dan terus mengembangkan karyanya.

"Menurutku kita jangan berhenti berkarya. Harus membuat karya terus. Selain itu sebelum terjun ke harus riset dulu. Agar bisa mempelajari bagaimana peluangnya," tuturnya.

merupakan bentuk aset lain yang memanfaatkan infrastruktur blockchain. Di mana sendiri dikenal sebagai platform dasar transaksi mata uang .

Menurut Abu, milenial harus banyak belajar di era digitalisasi dan bisa melihat sosok-sosok yang viral serta berhasil menghasilkan uang, seperti Ghozali dan Bu Dendy (pemilik Republik Dendy Cafe). Tak hanya sekedar viral, Bu Dendy juga berhasil melakukan maintenance serta sustainability dan keberlanjutannya dari sisi bisnis yang digelutinya.

"Bu Dendy ini viral, lalu bisnisnya semakin berkembang, ini contoh yang baik. Sehingga nggak kayak mercon. Meletus lalu dilupakan," kata Abu.

itu yakin bila para maupun pegiat media sosial bisa seperti Ghozali dan Bu Dendy, dengan syarat wajib membuat konten yang menghibur dan sedang digemari oleh masyarakat.

"Penting ngontennya jangan asal-asalan. Harus bikin konten yang menghibur dan membawa manfaat. Biasanya kalau kontennya dirasa orang-orang bermanfaat jadinya viral tapi tidak cepat hilang," urai Abu.

Ia juga berpesan agar jangan lupa untuk investasi ke pendidikan, karena biasanya orang yang berpendidikan itu lebih strategis pemikirannya dan memiliki visi yang jauh ke depan. Dengan ilmu yang yang dimiliki dapat menjadi solusi bagi orang lain, entah melalui konten, inovasi, ataupun bisnis.

Sementara itu, Pulung Nurtantio mengatakan milenial harus rajin membaca, tidak hanya membaca buku namun juga harus bisa membaca peluang dan kesempatan.

"Ke depan kita tidak akan tahu seperti apa. Perubahan sangat cepat sekali. Maka dari itu perbanyak berteman dan membangun networking," ujar Pulung. (uji/mar)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO