Qodir menegaskan pentingnya komitmen Freeport dalam merekrut warga Gresik sebagai tenaga kerja, Sebab, Kabupaten Gresik tak mendapat PAD dari keberadaan Smelter Freeport.
"Salah satu faktornya, smelter dibangun di atasan lahan Java Integrated Induatrial and Ports (JIIPE) Kecamatan Manyar yang statusnya hanya sewa. Sehingga, potensi PAD, misal dari bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) tak didapatkan," ungkapnya.
"Dari sisi fiskal, potensi pendapatan daerah yang banyak hilang kami bisa terima. Namun, harus ada komitmen dari Freeport bahwa ada nonfiskal yang kami terima, yaitu rekrutmen tenaga kerja. Sejauh ini Freeport belum menunjukkan komitmennya," jelasnya.
Untuk itu ia meminta komitmen Freeport dalam menyerap tenaga kerja asal Gresik. "Sebab, sedikit banyak dampak dari aktivitas Smelter Freeport juga turut adil terjadinya banjir rob (pasang air laut) di wilayah Mengare, Manyar, kemarin. Makanya, kami minta anak-anak daerah ini bisa bekerja, sambil terus kita minta agar diantisipasi juga terkait potensi banjir rob di beberapa wilayah sekitar JIIPE," tutupnya.
Pihaknya juga meminta Freeport menggandeng pengusaha lokal dalam hal pekerjaan subkontraktor. "Hal ini agar perekonomian di Gresik juga tumbuh. Dan, pengusaha kita bisa lebih cepat naik kelas," terangnya.
Selain itu, Qodir juga meminta Freeport menggandeng usaha kecil menengah (UKM) dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam mendukung pelaksanaan proyek.
"Untuk UKM dan UMKM kita bisa digandeng Freeport untuk memenuhi kebutuhan pekerja di dalam, semisal katering. Itu bisa pakai ketering lokal (Gresik)," pungkasnya. (hud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News