Jaga Produktivitas, Gubernur Khofifah Komitmen Dorong Percepatan Masa Tanam Padi

Jaga Produktivitas, Gubernur Khofifah Komitmen Dorong Percepatan Masa Tanam Padi Presiden Jokowi bersama Gubernur Khofifah saat menanam padi di Tuban.

“Berdasarkan data dari BMKG ini maka mohon kepada Bupati/Walikota yang daerahnya menjadi lumbung pangan untuk melakukan panen air hujan dan mengisi waduk/embung/danau untuk mengantisipasi dampak musim kemarau serta antisipatif terhadap pergeseran awal masa tanam,” urai Khofifah.

Menurut data BPS, produksi gabah dan beras Jatim tahun 2022 capaiannya tertinggi di Indonesia. Yang diiringi dengan NTP dengan indeks diatas 100, yang mengindikasikan peningkatan kesejahteraan petani/produsen pangan. Sebagai provinsi pusat penghasil padi terbesar dengan luas potensi panen hingga April 2023 mencapai 828,72 ribu hektare, Jatim mempunyai peran vital dalam menjaga ketersediaan pangan nasional.

“Produktivitas beras Jatim sangat diandalkan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan warga Jatim saja, tapi juga beras Jatim diandalkan untuk memenuhi atau menyuplai kebutuhan 16 provinsi lain di Indonesia Bagian Timur,” ucap Khofifah.

termasuk lima besar produsen padi terbesar di Jawa Timur, di mana Tahun 2022 memiliki luas panen sebesar 85.288 hektare dan produksi padi sebesar 498.939 Ton GKG atau setara beras 288.097 ton beras.

Produktivitas padi rata-rata di sebesar 5,85 ton per hektare di atas rata-rata produktivitas padi Jawa Timur yang sebesar 5,63 ton per hektare. Pada saat ini rata-rata harga Gabah Kering Panen di sebesar Rp5.200,00.; Gabah Kering Giling sebesar Rp6.400,00.; dan harga beras Medium Rp10.500,00.

Sementara itu, Presiden mengatakan bahwa masa tanam padi ini mulai dilakukan seperti di daerah lain setelah masa panen. Dimana setelah panen tidak diberi jeda karena masih ada air yang banyak, sehingga harus segera ditanam.

“Dan yang saya senang disini adalah pakai pupuk organik yang dilakukan oleh Serikat Petani Indonesia. Ini sudah 3 tahun kurang lebih 1.000 hektar semuanya organik. Dan biaya untuk pupuknya yang biasanya per hektar bisa sampai Rp. 5-6 juta per hektar, kita disini hanya antara Rp. 100.000 - 500.000 per hektar,” katanya.

Ia menyebut, bila ini bisa dikembangkan di daerah yang lain seperti yang dilakukan oleh Serikat Petani Indonesia, akan banyak mengurangi cost yang harus dikeluarkan petani. Serta tidak ketergantungan pada pupuk kimia, industri pupuk kimia ataupun impor bahan baku dari pupuk kimia.

“Sehingga jangan sampai ada keluhan pak pupuknya sulit. Ya memang sulit semua negara urusan pupuk sulit, tapi ada pilihan-pilihan dan ini sudah dimulai oleh Serikat Petani Indonesia. Untuk hasilnya jika di awal memang agak turun sedikit tapi setelah itu meningkat," tukasnya.

"Yang kedua ini dapat memperbaiki ekosistem lingkungan yang ada di sini. Dimana mulai kembali banyak cacing-cacing, belut ataupun katak. Jadi ekologinya terperbaiki kembali,” pungkasnya.

Turut hadir Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, Kapolda Jatim Irjen Pol. Toni Hermanto, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf, dan Bupati Aditya Halindra Faridzky. (dev/sis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Emak-emak di Surabaya Kecewa Tak Bisa Foto Bareng Jokowi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO