Selain Penjajahan, Indonesia Juga Pernah Alami Sejarah Kelam Lainnya, Salah Satunya Tragedi Trisakti

Selain Penjajahan, Indonesia Juga Pernah Alami Sejarah Kelam Lainnya, Salah Satunya Tragedi Trisakti Kerusuhan Sampit , Kalimantan Tengah.

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Bangsa Indonesia selain mengalami penjajahan oleh Belanda dan Jepang, ternyata juga memiliki sejarah yang kelam.

Dalam beberapa sejarah yang kelam itu, menjadi kenangan buruk bagi masyarakat yang terdampak.

Sebut saja , peristiwa yang juga disebut sebagai Gestapu itu, merupakan upaya gerakan kudeta kepada Presiden Soekarno yang dipimpin oleh Komandan Batalyon I Resimen Tjakrabirawa, Letkol (Inf) Untung.

Dalam peristiwa itu, membuat tujuh anggota TNI Angkatan Darat diantaranya, Jenderal Achmad Yani, Mayor Jenderal R Soeprapto, Mayor Jenderal MT Haryono, Mayor Jenderal S Parman, Brigadir Jenderal DI Panjaitan, Brigadir Jenderal Sutoyo Siswodiharjo, dan Lettu Pierre A Tendean, meninggal dunia di dalam sumur lubang buaya.

Namun demikian, tak hanya indonesia memiliki sejarah yang kelam yang lainnya, yaitu:

Tragedi pemberontakan PKI di Madiun, terjadi setelah , pada 18 September 1948.

Dalam gerakan tersebut, memiliki tujuan membentuk negara Republik Indonesia Soviet dan mengganti dasar negara yaitu, Pancasila dengan Komunisme.

Selain itu, yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa itu diantaranya,

- Kedekatan Amir Syarifuddin dengan tokoh PKI, Muso, dan cita-citanya dalam menyebarkan ajaran komunisme di Indonesia.

- Jatuhnya Kabinet Amir Sjarifuddin akibat ditandatanganinya perjanjian Renville yang merugikan Indonesia.

- Program Pengembalian 100.000 tentara menjadi rakyat biasa dengan alasan penghematan biaya.

Dalam mengakhiri pemberontakan tersebut, kala itu Soekarno memperlihatkan pengaruhnya dengan meminta rakyat memilih antara Soekarno-Hatta atau Muso-Amir.

Selain itu, Panglima Sudirman juga memerintahkan Kolonel Gatot Subroto dan Kolonel Sungkono, untuk menjalankan operasi penumpasan dengan dibantu para santri.

Kerusuhan Dili November 1991 (Insiden Santa Cruz)

Pada Oktober 1991, sebuah delegasi yang terdiri dari anggota parlemen Portugal dan 12 orang wartawan dijadwalkan akan mengunjungi Timor-timor (Timor Leste, Red). Namun, delegasi tersebut dibatalkan, karena Pemerintah Indonesia keberatan atas rencana kehadiran wartawan Australia yang mendukung gerakan kemerdekaan Fretilin, Jill Jolliffe, sebagai anggota delegasi itu.

Hal itu, membuat kekecewaan mahasiswa yang pro kemerdekaan berusaha mengangkat isu-isu perjuangan di Timor-timur.

Pada 28 Oktober, terjadilah perpecahan konfrontasi antara aktivis pro integrasi dengan pro kemerdekaan yang saat itu menggelar pertemuan di gereja Motael Dili.

Dalam perpecahan itu, Afonso Henriques dari kelompok pro integrasi tewas dalam pertikaian dengan aktivis pro kemerdekaan. Sedangkan Sebastião Gomes yang ditembak mati oleh tentara Indonesia.

Lihat juga video 'Lembah Djati Cocok Untuk Rekreasi Malam Hari Bersama Keluarga':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO