Nabi Musa Tiga Kali Tak Lulus Ujian Nabi Khadir

Nabi Musa Tiga Kali Tak Lulus Ujian Nabi Khadir Dr. KH Ahmad Musta'in Syafi'ie. Foto: NOJ

Kata “basyar” arti aslinya adalah “kulit”. Mubasyarah, artinya ketemuan antar kulit, langsung, yang oleh disiplin fikih sering dipakai makna persetubuhan, bersenggama. Lalu, menjadi istilah untuk “manusia”. Lalu apa korelasi makna “basyar” (kulit) dengan manusia.? Atau, mengapa manusia disebut basyar..?

Sebab manusia adalah satu-satunya makhluq, yang kulitnya paling nampak, ada di bagian luar, terbuka sebagai pamor. Berbeda dengan umumnya makhluq lain, seperti binatang. Yang kulitnya ditutupi oleh bulu, kayak unggas dan hewan-hewan darat. Juga ditutupi sisik atau lendir seperti hewan air. Bahkan ada yang tulangnya di luar melindungi dagingnya seperti kepiting, rajunagn, siput dan sebangsanya.

Dari falsafah “basyar” ini, manusia sangat perhatian kepada kulitnya, dirawat secara sungguhan karena sebagai pamor. Pemilik kulit indah dan bersih akan lebih berbangga ketimbang yang kotor dan panuan. Pemilik wajah kemilau nan menawan akan tampil lebih pede ketimbang yang kusam dan jerawatan.

Dari “basyar” ini, maka dalam agama, kulit menjadi media aurat yang mesti ditutupi sesuai aturan syari’ah. Ada aurat bagi pria yang sudah mukallaf dan ada aurat bagi wanita. Ada aturan aurat bagi sesama pria dan ada yang teruntuk sesama wanita. Ada aturan antar mahram dan bukan mahram. Bahkan lebih ketat lagi saat si mukallaf sedang beribadah, shalat, thawaf – misalnya.

“ Wa ma ja’alna li basyar min qablik al-khuld”. Dari tesis ini terbaca ada khitab “min qablik” yang mengarah ke diri prbadi nabi Muhammad SAW. Maka makna “basyar” – secara implisit - adalah manusia yang jabatannya sama-sama nabi, utusan Allah SWT, seperti nabi Isa A.S., nabi Musa A.S dan lain-lain bukan manusia pada umumnya.

Termasuk Nabi Khadlir A.S. yang disinggung pada surah al-kahf dengan bahasa “ ‘abda min ibadina”. Khadlir A.S., dikisahkan sebagai guru spiritual A.S., di mana ilmu nabi Musa A.S. tidak menjangkau kedalaman ilmu Nabi Khadlir A.S. Itu terbukti, tiga kali diuji dan ternyata A.S. tidak lulus. Ya, meskipun tidak lulus, tidak tamat dari padepokan Khadlir, tapi tetap menjadi nabi. (bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO