Misto Leo Faisal, Satu-satunya Caleg Partai Gelora yang Lolos Jadi Anggota DPRD Kabupaten Pasuruan

Misto Leo Faisal, Satu-satunya Caleg Partai Gelora yang Lolos Jadi Anggota DPRD Kabupaten Pasuruan Misto Leo saat menjenguk warga di rumah sakit.

PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Meski tergolong baru sebagai peserta pemilu 2024, Partai Gelora (Gelombang Rakyat Indonesia) Kabupaten Pasuruan ternyata mampu menempatkan salah satu kader terbaiknya duduk di kursi DPRD.

Misto Leo Faisal berangkat dari Dapil 3 Kabupaten Pasuruan meliputi Kecamatan Gratik, Nguling, Lekok, dan Rejoso. Ia terbukti mampu bersaing dengan caleg-caleg dari partai besar.

Baca Juga: KPU RI dan DPP PKB Bisa Lawan Keputusan Bawaslu RI

Berdasarkan data D hasil rekapitulasi penghitungan perolehan suara KPU Kabupaten Pasuruan, Misto Leo mampu meraup 9.838 suara. Raihan suara Misto tersebut hampir sejajar dengan perolehan suara caleg incumbent dari partai-partai besar seperti PKB, Gerindra, PDIP, dan Golkar.

Saat dikonfirmasi BANGSAONLINE.com, Misto Leo menuturkan dirinya berani nyaleg bukan karena memiliki modal besar seperti caleg incumbent pada umumnya.

Ia mengaku nyaleg karena terpanggil untuk membantu kesulitan masyarakat petani di wilayahnya,  baik soal kesulitan pupuk, maupun hanya sekadar membantu air mineral untuk warga yang meninggal.

Baca Juga: KPU Kabupaten Pasuruan Tetapkan DPRD Terpilih

"Jadi waktu kampanye tidak tatap muka dengan jumlah besar, cukup pasang baliho dengan tagline 'pejuang petani'. Bahkan ketika pane, kita bagikan hasil pertanian seperti sayur, tomat, lombok, ke masyarakat. Maklumlah, caleg gak punya modal," jelasnya.

Ia mengaku hanya bermodal uang ratusan juta rupiah untuk operasional nyaleg. Uang tersebut digunakan untuk keperluan ATK, pemasangan baliho, dan operasional tim sukses.

"Jika dibandingkan dengan sesama caleg di dapil saya, kemungkinan anggaran saya yang paling kecil," katanya.

Baca Juga: Target Raih 10 Kursi DPRD Pasuruan tak Tercapai, Golkar Tetap Amankan 6 Kursi

"Ddana pas-pasan. Saya hanya habis sekira Rp150-160 juta. Itu pun bukan untuk membeli suara, tapi pada kebutuhan baliho dan ATK serta operasinal selama masa kampenya," imbuhnya. (bib/par/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO