Ini Tanggapan EMCL - Tripatra Soal Kerusuhan di Blok Cepu

Ini Tanggapan EMCL - Tripatra Soal Kerusuhan di Blok Cepu Vice President Public and Goverenment Affairs ExxonMobil Cepu Limited Indonesia, Erwin Maryoto. (foto: eky nurhadi/BANGSAONLINE)

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Insiden kerusuhan yang terjadi di proyek negara Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu tepatnya di lokasi proyek konsorsium PT Tripatra-Samsung anak perusahaan ExxonMobil Cepu Ltd (EMCL) akhirnya ditanggapi oleh beberapa pihak bersangkutan.

Vice President Public and Goverenment Affairs ExxonMobil Cepe Limited Indonesia, Erwin Maryoto dalam jumpa persnya mengungkapkan, kejadian yang berlangsung di proyeknya pada Sabtu (1/8) cukup cepat. Demi keselamatan ribuan pekerja lainnya, pihaknya sempat menghentikan kegiatan, utamanya kegiatan produksi migas.

Baca Juga: Terganggu Aktivitas Well Test, Warga Ngambon Bojonegoro Demo Pertamina

"Saya anggap ini kejadian yang kecil, sehingga sehari setelah kejadian aktifitas produksi langsung dilakukan," ujar Erwin Maryoto dalam jumpa persnya di Rumah Dinas Bupati Bojonegoro Suyoto, Senin sore (3/8/2015).

Pihaknya enggan memberikan keterangan terkait penyebab kerusuhan itu. Dia mengaku masih melakukan evaluasi bersama pemerintah dan kepolisian. Bahkan, kata dia, jika dimintai berapa pun saksi akan diberikan. Selain itu, rekaman CCTV juga sudah diserahkan kepada kepolisian, sebagai bahan penyelidikan lebih lanjut.

Sementara itu, salah seorang pimpinan Konsorsium PT Tripatra-Samsung, Teguh Hariyono mengatakan, soal penutupan satu pintu yang semula lima pintu tersebut dilakukan untuk memudahkan security mengontrol pekerja. Dia mengakui jika ada kesalahan teknis salah satunya tidak adanya sosialisasi terkait penutupan sejumlah pintu.

Baca Juga: 200 Pemuda Ring 1 Blok Cepu Gelar Demo, Ini Beberapa Tuntutannya

"Kita masih melakukan evaluasi dan mapping dengan sub kon (anak perusahaan Tripatra,red) dan sub-sub-konnya Tripatra. Kita butuh waktu dua minggu," ujarnya. (Baca juga: Ternyata ini Penyebab Kerusuhan di Blok Cepu)

Selain itu, menanggapi soal belum dicairkannya dana insentif lebaran bagi pekerja yang mengikuti lemburan, pihaknya mengaku tidak ada yang bekerja di PT Tripatra. "Mungkin saja ada tapi di sub kon Tripatra, yang jelas kalau di Tripatra tidak ada," ungkapnya.

Pada insiden kemarin, kata dia, ada sekitar 7.500 pekerja yang terlibat kerusuhan di lokasi proyek EPC-1 Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu. Bahkan, ratusan pekerja yang ikut rusuh ada yang memakai cadar hitam. Namun, soal orang yang memakai cadar itu dia tidak mencurigai. "Saya anggap biasa pekerja minyak memakai cadar, itu juga pekerja kita sendiri," jelasnya. (Baca juga: Blok Cepu Rusuh, 8.000 Karyawan Mengamuk)

Baca Juga: Ratusan Umat Islam di Bojonegoro Juga Gelar Demo Ahok

Ia optimis pekerjaan yang dilakukan PT Tripatra-Samsung di proyek migas Blok Cepu itu selesai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Dia juga komitmen untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik. "Sesuai jadwal puncak produksi migas Blok Cepu ini pada bulan September mendatang, jadi kami harus melanjutkan pekerjaan kami," katanya.

Sementara itu, Kepala Seksi Keselematan Pekerja Hulu SKK Migas, Hariyanto mengatakan, target puncak produksi migas Blok Cepu pada September mendatang dan paling lambat awal Desember 2015. Menurut dia, target nasional di seluruh Indonesia sebanyak 800.000 Barel. "Sedangkan 1/4-nya migas nasional dari Bojonegro ini. Jadi saya kira pekerjaan di Blok Cepu segera normal agar targetnya tidak molor," ungkapnya. (Baca juga: Terkait Rusuh di Blok Cepu, DPRD Bojonegoro: EMCL dan Tripatra Memperbudak Pekerja)

Ditambahkan, paska kerusuhan kemarin, memang produksi di Blok Cepu sempat dihentikan sementara. Namun, saat ini produksi sudah kembali dilakukan dan kondisinya normal. Produksi yang sebelumnya hanya 30.000 Barel perhari (Bph) kini sudah normal menjadi 80 sampai 83.000 Bph. (nur/rvl)

Baca Juga: Demo PMII Bojonegoro Tuntut RSUD Veteran segera Difungsikan Ricuh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO