Khofifah Petik Keteladanan Tokoh Sufi Imam Ma’ruf Al-Karkhi soal Kesantunan dan Cinta Pencipta

Khofifah Petik Keteladanan Tokoh Sufi Imam Ma’ruf Al-Karkhi soal Kesantunan dan Cinta Pencipta

BAGHDAD, BANGSAONLINE.com – Muhibah Ketua Umum PP Muslimat NU Indar Parawansa di sampai di kawasan Rahmaniyah, Kamis (30/5/2024). Sengaja datang ke sana, wanita yang juga Gubernur Jatim periode 2019-2024 tersebut secara khusus berziarah ke makam Imam Ma’ruf al Karkhi.

Imam Ma’ruf al Karkhi merupakan tokoh pengembang ilmu tasawuf yang penuh keteladanan mengajarkan nilai-nilai kesantunan, dan mengajarkan tentang konsep tuma’ninah atau ketenangan jiwa sebagai puncak cinta pada Sang Pencipta.

Baca Juga: Pekerja MPS Tuban Mantap Pilih Khofifah, Gubernur Paling Berpihak pada Industri Padat Karya SKT

Di makam Makam Imam Ma'ruf Al Karkhi, dan rombongan diterima langsung Assayyid Dr Hamed Abdul Aziz Sheikh Hamad, pimpinan Asosiasi Ulama di , Imam Besar dan Khatib Makam Imam Ma'ruf Al Karkhi. Seluruh rombongan mengirimkan doa, bertawasul dan juga berdialog dengan Assayyid Dr Hamed Abdul Aziz Sheikh Hamad. mengatakan, banyak keteladanan yang bisa dipetik dari seorang ulama sufi Imam Ma’ruf al Karkhi.

“Alhamdulillah kami diterima langsung oleh Assayyid Dr Hamed Abdul Aziz Sheikh Hamad. Kami sempat berdialog dan bahkan diajak untuk menengok perpustakaan yang ada di komplek masjid dan makam,” terang .

Komplek masjid dan makam Imam Ma'ruf Al Karkhi ini cukup besar dan memang memiliki perpustakaan khusus yang menyimpan kitab-kitab tasawuf, kitab-kitab fiqih dan termasuk kitab-kitab karya dari Imam Ma'ruf Al Karkhi. Jumlah kitab dalam perpustakaan tersebut mencapai ribuan kitab. menyempatkan diri untuk menelisik dan menjelah setiap lorong di perpusatakaan tersebut.

Baca Juga: Khofifah Hadiri Peringatan Maulid Nabi dan Pelantikan Muslimat NU Tuban

“Tidak sembarang tamu diizinkan untuk masuk ke perpustkaan tersebut. Namun dengan keramahan Assayyid Dr Hamed Abdul Aziz Sheikh Hamad alhamdulillah kami tamu khusus yang diizinkan menengok perpustakaan tersebut,” tegas .

Dalam kesempatan tersebut, dan rombongan diajak untuk belajar keteladaan dari tokoh sufi Imam Ma'ruf Al Karkhi. Bagaimana sosok beliau mengajarkan ilmu tasawuf dengan sudut pandang yang penuh kesantunan dan kebaikan.

“Dalam kitab Imam Fariduddin Attar yang berjudul Tadzkirah al-Auliya diceritakan bahwa suatu saat Imam Ma'ruf Al Karkhi bersama beberapa santrinya naik perahu di sungai Tigris, ,” cerita .

Baca Juga: Bersama Cabup Halindra Blusukan ke Pasar Tradisional Tuban, Khofifah Banjir Doa dan Dukungan

“Di sana, mereka melihat sekelompok pemuda sedang bermusik sambil mabuk mabukan di atas perahu. Seraya santri beliau usul agar perahu tersebut ditenggelamkan,” imbuhnya.

Imam Ma'ruf Al Kharki pun kemudian menengadahkan tangan berdoa kepada Allah. Namun bukan doa agar sekelompok muda tersebut ditenggelamkan, namun sebaliknya, beliau malah mendoakan kebaikan untuk para pemuda tersebut agar segera bertobat.

“Beliau berdoa ‘Ya Allah jika Engkau telah senangkan hidup mereka di dunia maka senangkanlah mereka di akhirat kelak,’. Mendengar doa ini maka kagetlah para santri beliau. Ketika beliau ditanya kenapa justru mendoakan agar mereka disenangkan di akhirat, Maka Imam Ma'ruf Al Kharki menjawab jika mereka ditenggelamkan maka mereka akan mati dalam keadaan berlumuran dosa,” urai .

Baca Juga: Ziarah ke Makam Gubernur Jatim M Noer di Sampang, Cipung Apresiasi Kinerja Khofifah Periode Pertama

Tetapi jika didoakan agar Allah menyenangkan mereka di akhirat maka berarti Imam Ma’ruf Al Karkhi mendoakan mereka agar segera diberi kesempatan untuk bertobat dan berbuat baik. Begitulah dikatakan , Imam Ma'ruf Al Kharki dikenal ulama tasawuf yang agung yang mengajarkan kesantunan dan bertutur kata yang baik.

Jika dicermati dengan baik, ujar wanita yang juga Ketua Umum IKA Unair tersebut, kalimat doa yang dipanjatkan Imam Ma’ruf Al Karkhi mengandung makna yang sangat dalam. Tidak mungkin seseorang bisa bersenang-senang di akhirat jika mereka ahli maksiat dan tidak pernah beramal baik. Artinya, dengan doa tersebut Imam Ma’ruf al-Karkhi sedang memohonkan tobat untuk mereka, tapi dengan cara yang halus dan beradab.

Sisi menariknya, Imam Ma’ruf al-Karkhi melibatkan murid-muridnya dalam proses pengajaran akhlak melalui doa ini. Dengan demikian, murid-muridnya turut mendapat pahala dari tobatnya para pemabuk itu, yang akhirnya membuat mereka lebih sadar terhadap tanggung jawab seorang muslim kepada muslim lainnya.

Baca Juga: Khofifah Dukung Aspirasi Pedagang, Pertahankan Pasar Tradisional Srimangunan Sampang

Di sisi lain, konsep ajaran tasawuf yang diterapkan Imam Ma’ruf Al Karkhi juga tentang hasil perolehan jiwa dari mahabbah (cinta) yang dirasakan oleh Rabiah al Adawiyah. Menurutnya, cinta harus dilanjutkan sampai titik tuma’ninah (ketenangan jiwa). Karena cinta dan ketenangan itulah yang menjadi tujuan tasawuf.

Imam Ma’ruf Al Karkhi mengajarkan bahwa kebahagiaan yang sebenarnya dan kekal bukanlah kekayaan harta benda, melainkan kekayaan hati. Kekayaan hati hanya dapat dicapai melalui makrifah(pengenalan) terhadap yang dicintai. Apabila yang dicintai telah dikenal, terwujudlah kebahagiaan dan ketentraman dalam hati dan menjadi kecil segara urusan kebendaan dalam penglihatan hati. (dev/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO