Oleh: Dr. KH. Ahmad Musta'in Syafi'ie
Rubrik Tafsir Al-Quran Aktual ini diasuh oleh pakar tafsir Dr. KH. A. Musta'in Syafi'i, Mudir Madrasatul Qur'an Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur. Kiai Musta'in selain dikenal sebagai mufassir mumpuni juga Ulama Hafidz (hafal al-Quran 30 juz). Kiai yang selalu berpenampilan santai ini juga Ketua Dewan Masyayikh Pesantren Tebuireng.
BACA JUGA:
- Usia Nabi Nuh 1.000 Tahun, Tapi "Gagal" Dakwahi Umatnya, Ini Perbedaan-Persamaan dengan Nabi Luth
- Fikih Kentut: Ulah Syetan Meniup Dubur agar Kita Ragu Wudlu Batal apa Tidak
- Siksa Dosa Homoseks Lebih Mengerikan Ketimbang Dosa Syirik dan Kufur Fir'aun
- Istri Nabi Luth Durhaka, Raja Namrud Meninggal Dipentung Kepala, Nabi Ibrahim Dibakar Merasa Sejuk
Tafsir ini ditulis secara khusus untuk pembaca HARIAN BANGSA, surat kabar yang berkantor pusat di Jl Cipta Menanggal I nomor 35 Surabaya. Tafsir ini terbit tiap hari, kecuali Ahad. Kali ini Kiai Musta’in menafsiri Surat Al-Anbiya': 74-75. Selamat mengaji serial tafsir Al-Quran yang banyak diminati pembaca di seluruh Indonesia bahkan warga Indonesia yang tinggal di luar negeri:
NABI LUTH A.S. TERHINDAR DARI AZAB
AL-ANBIYA': 74-75
TAFSIR
Pada ayat sebelumnya ditutur, bahwa Nabi Luth A.S. yang bertempat tinggal di daerah Sodum ternyata tidak mampu menyadarkan umatnya sendiri yang punya kebiasaan dan hobi sodomi. Melampiaskan nafsu seksual pada sesama pria. Penis pria pensodum itu dimasukkan di dubur amrad, lelaki muda yang tampan.
Aksi seksual brutal ini, bahasa arabnya “liwath”, pelakunya disebut “luthiy”, nisbah pada nabi Luth sebagai utusan Tuhan yang memberi pencerahan. Mereka adalah kaum nabi Luth A.S. yang tidak patuh pada ajaran nabi mereka sendiri. Bahkan istri Nabi Luth sendiri tidak beriman kepadanya.
Sesungguhnya ada dua istilah pada perilaku kaum Luth itu. Pertama, liwath (sodumi) dan kedua, dlirath (kentut), hobi kentut dengan suara keras. Mereka bangga dengan bisa kentut keras di begadangan dan ngerumpi mereka.