Areal Minim Parkiran, Halaman Pemkot Mojokerto jadi Sesak

Areal Minim Parkiran, Halaman Pemkot Mojokerto jadi Sesak PENUH - Parkiran di komplek gedung Pemkot dan DPRD Kota Mojokerto yang semrawut. Butuh waktu untuk bisa keluar masuk komplek ini. (yudi eko purnomo/BANGSAONLINE)

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Terbatasnya lahan parkir di komplek kantor Walikota dan DPRD Kota Mojokerto membuat aktivitas keluar masuk kendaraan di area ini crowded dan tampak semrawut. Kondisi ini makin runyam ketika institusi eksekutif dan legislatif beraktivitas bareng. Dua Staf Ahli Pemkot Mojokerto, Novi Rahardjo dan Samsul Hadi terpaksa harus meminta bantuan para staf Dewan ketika akan mengeluarkan mobilnya. Akses kendaraan keduanya, terhalang belasan kendaraan para pejabat dan staf Pemkot yang mengikuti hearing dengan komisi-komisi DPRD, Kamis (10/9).

Kondisi ini tak pelak menganggu proses evaluasi kinerja pemerintah setempat lantaran beberapa staf SKPD harus memberi akses utama bagi kendaraan lain yang mau lewat. Ini karena seluruh akses parkir terisi penuh. "Ini gimana, saya mau mengeluarkan mobil tapi nggak bisa," keluh Novi.

Staf Ahli, Samsul Hadi juga tampak tak kalah bingung dengan kesemrawutan ini. Mobil keduanya terhalang oleh puluhan mobil lain yang diparkir secara tanpa mengindahkan etika perparkiran yang jamak.

Padahal, di komplek gedung ini tidak ditunjang petugas parkir. Jadi bisa dibayangkan betapa mereka harus berjibaku untuk memarkir dan mengeluarkan mobilnya. Butuh waktu yang lumayan lama untuk bisa keluar masuk di sini. Diakses keluar jalan raya pun, sisi kanan dan kiri kadang terisi mobil. Sehingga untuk keluar butuh keahlihan pengemudi yang mumpuni. 

Iwan Aztezza, seorang peserta sosialisasi sebuah acara di pendopo pemkot juga mengalami nasib yang sama. Tak kalah naas ia harus meminta pertolongan para staf DPRD untuk mengeluarkan mobilnya yang diparkir dipojok selatan gedung Dewan. "Parkirnya sempit gini ya. Kecewa saya mau diminta Satpol parkir di sini. Kalau tahu kayak gini mending parkir di luar," keluhnya.

Persoalan klasik ini, sebetulnya teratasi jika rencana pemindahan kantor Dewan terealisasi setahun lalu. Karena saling segan, sejumlah anggota Dewan menampik rencana tersebut dengan pertimbangan kondisi Negara yang tengah prihatin. "Nggak jadi. Kondisi ekonomi Negara masih belum membaik," papar Sony Basuki Rahardjo.

Sejumlah wakil rakyat kini tak pernah lagi membahas rencana pemindahan gedung mereka ke wilayah Surodinawan. "Tidak pernah dibahas lagi sampai sekarang," katanya.

Sony mengatakan, persoalan parkir di komplek ini bisa teratasi dengan merubah pola gedung dengan basement atau parkir bawah tanah. Setidaknya, katanya, persoalan parkir bisa teratasi. (yep/rvl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO