Pesantren Cipasung Keluarkan Maklumat Penegakan Khittah

Pesantren Cipasung Keluarkan Maklumat Penegakan Khittah MAKLUMAT: Pengasuh Pondok Pesantren Cipasung Jawa Barat KH. Ahmad Bunyamin Ruhiat, MSI, (tengah) bersama KH. Jamaluddin Mariajang (kanan), Rais Syuriah PWNU Sulawesi Tengah dan KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy (kiri), pengasuh PP Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo. foto: BANGSAONLINE

“Pengembangan ini harus jelas miqat-nya yakni keaslian ajaran Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy`ari. Karena tanpa miqat yang jelas akan terjadi pengubahan dan penggeseran arah dan haluan perjuangan NU, sehingga NU akan menjadi NU yang lain dari aslinya,” papar Kiai Abun.

(Baca juga: Kekecewan ke Said Aqil Meluas, Pondok Pesantren Attamimy Lombok juga Mufaroqoh)

Selanjutnya yang dimaksud dengan kemandirian adalah tata nilai yang rahmatan lil alamin ala NU seharusnya menjiwai gerakan kebangsaan, termasuk menjiwai seluruh partai-partai politik, bukannya partai politik/firqoh yang lain yang menguasai dan mengendalikan haluan NU.

Menurut maklumat tersebut, proses Muktamar ke-33 NU di Alun-alun Jombang dan produk yang dihasilkannya, baik produk manhaji maupun organisasi, sama sekali tidak mencerminkan dan menjamin tegaknya dua prinsip Khittah NU tersebut.

Dengan demikian, diperlukan adanya sebuah Majelis Penegakan Khittah NU, guna menyelamatkan dan mengembangkan NU menjelang umur satu abad (100 tahun). ”Dan kami menyerukan agar para ulama NU dan warga nahdliyyin mempertahankan dan mengembangkan ajaran ahlussunah waljamaah an-nahdliyyah sesuai dengan prinsip-prinsip Khittah NU,” tegasnya.

Maklumat yang dikeluarkan Pesantren Cipasung ini menambah daftar panjang pondok pesantren yang menyikapi secara tegas terhadap PBNU di bawah Said Aqil Siroj. Sebelumnya, para kiai dan cucu pendiri NU melakukan napak tilas pendirian NU yang intinya menolak kepemimpinan Said Aqil Siroj. Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo yang diasuh KH Azaim Ibrahimy melakukan mufaroqoh terhadap PBNU di bawah kepemimpinan Said Aqil. Bahkan Pesantren Tebuireng secara tegas menolak mengakui PBNU hasil Muktamar NU ke-33 di alun-alun.

Seperti diberitakan, Napak Tilas yang digelar para kiai dan cucu pendiri NU itu diawali di Pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan, kemudian berlanjut di Pesantren Tebuireng Jombang. Lalu dilanjutkan di Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo dan Pesantren Assidiqi Putera (Astra) Jember Jawa Timur. (Baca juga: ">Napak Tilas NU di Tebuireng, Diputar Video Kekerasan pada Kiai dalam Muktamar NU)(ma)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Dihadang Petugas, Caketum PBNU Kiai As'ad Ali dan Kiai Asep Jalan Kaki ke Pembukaan Muktamar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO