Siaga Bencana, Garda Bangsa Jatim Bagikan Alat Pelindung Diri

Siaga Bencana, Garda Bangsa Jatim Bagikan Alat Pelindung Diri  Koordinator Relawan Siaga Bencana Jawa Timur, Chusainuddin menyerahkan bantuan alat keselamatan kepada penjaga pintu air.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Koordinator Relawan Jatim menginstruksikan seluruh Dewan Koordinator Cabang (DKC) se- Jawa Timur siaga bencana. Cuaca ekstrem dalam pancaroba ini bisa berdampak terjadinya bencana alam. Beberapa daerah di Jawa Timur masuk dalam pemetaan daerah rawan bencana, diantaranya, Surabaya, Tulungagung, Lumajang, Bojonegoro, Pasuruan, Malang, Trenggalek, dan sejumlah wilayah lainnya.

“Kita siapkan 30 relawan di masing - masing kota dan kabupaten. Mereka (relawan) on call 24 jam dibutuhkan oleh pemda setempat. Bahkan saat ini sudah berlangsung pemetaan daerah rawan bencana,” terang, Koordinator Relawan Jatim, Chusainuddin, Senin (7/12).

Politisi asal Partai Kebangkitan Bangsa ini mengungkapkan, Jatim Peduli Bencana selain menyiagakan personil juga ikut memberikan perhatian bagi pihak yang mempunyai peranan penting dalam mencegah bencana. Pemberian peralatan keselamatan terus dilakukan di semua kota dan Kabupaten.

“Alat Pelindung Diri sangat penting bagi mereka (petugas), dan terkadang mereka mengabaikan keselamatannya hanya untuk menyelamatkan ribuan orang,” ungkap dia.

Status Gunung Bromo yang meningkat waspada juga menjadi salah satu perhatian utama dari Relawan Jatim. DKC Probolinggo dan Pasuruan melakukan pantuan dan juga memetakan daerah aman bagi penduduk. Terlebih saat ini status gunung yang menjadi ikon wisata Jawa Timur ini meningkat. Untuk itu, Alat Pelindung Diri (APD) akan dikirimkan untuk membantu bagi warga ataupun petugas yang berada di lokasi.

“Sementara ada 10 ribu masker, seribu helm, jas hujan, sarung tangan safety, dapur umum, dan masih banyak lagi. Dan ini untuk membantu korban bencana,” imbuh anggota Komisi B DPRD Jatim ini.

Sementara itu, Bronto, penjaga pintu air Bosem Wonorejo, Surabaya, mengaku, jika dalam melaksanakan tugasnya sering tak menghiraukan keselamatannya. Bahkan, banyak warga yang menanggapi negatif semua langkahnya untuk membuka pintu air. Dengan alasan keselamatan warga lainnya, Bronto tak menggubris tanggapan sebagian warga tersebut.

“Sering saat hujan tiba, peralatan kayak jas hujan atau helm tidak ada ditempat. Akhirnya kendatipun hujan lebat kita tetap kerja. Menggaru sampah biar tidak menyumbat filter bosem, menyalahkan pompa air,” katanya. (mdr/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO