Tahun 2015, Pernikahan Dini di Mojokerto Melonjak

Tahun 2015, Pernikahan Dini di Mojokerto Melonjak ilustrasi

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Pernikahan dini di Kota tahun 2015 jumlahnya meningkat hingga 12,19 persen dibanding tahun 2014 lalu. Jika tahun 2014, pernikahan di bawah usia 20 tahun sebesar 353 atau 38,83 persen meningkat menjadi 447 atau 51,02 persen di tahun 2015.

Data Kantor KB&PP Kota menyebutkan, pada tahun 2014 terjadi 909 pernikahan dengan jumlah usia pernikahan dibawah 20 tahun sebanyak 353 atau 38,83 persen, usia 21-25 tahun sebanyak 278 atau 30,58 persen, usia 26-30 tahun sebanyak 128 atau 14,08 persen dan usia di atas 30 tahun sebanyak 150 atau 16,50 persen.

Sementara pada tahun 2015 hingga bulan November meningkat menjadi 935 pernikahan dengan jumlah usia pernikahan dibawah 20 tahun sebanyak 447 atau 51,02 persen, usia 21-25 tahun sebanyak 258 atau 27,59 persen, usia 26-30 tahun sebanyak 71 atau 7,59 persen dan usia di atas 30 tahun sebanyak 129 atau 13,80 persen.

Kepala Kantor Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (Kantor KB&PP) Kota , Gaguk Tri Prasetyo mengatakan, jumlah tersebut tercatat mulai bulan Januari sampai November 2015. "Untuk data bulan Desember belum masuk," ungkapnya, kemarin (29/12) dikutip dari beritajatim.com.

Menurut Gaguk, kebijakan pemerintah terkait usia perkawinan yakni untuk laki-laki 25 tahun dan perempuan 21 tahun. Kenaikan usia perkawinan lebih dari 50 persen di bawah 20 tahun, memiliki resiko tinggi dalam kehamilan. Menurutnya, pihaknya tidak tahu alasan mereka menikah di usia dini.

"Padahal di usia tersebut seharusnya mereka masih menyandang pelajar, apalagi Kota menerapkan wajar 12 tahun. Kita harus cari solusi untuk dipecahakn agar jumlahnya tidak terus naik, harapan usia ideal 21 tahun untuk perempuan dan 25 untuk laki-laki," katanya.

Menurutnya, saat ini pihaknya melakukan langkah pendewasan kepada masyarakat yakni melalui program pelayanan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), konseling, edukasi dengan kader yang ada digerakan untuk memberikan pemahaman ke masyarakat. Karena selain sisi ekonomi, kematangan juga sisi kesehatan cukup rawan.

"Kita juga ada balai konseling yakni TP2P2A yang memberikan sosialisasi melalui seminar ke sekolah-sekolah dengan bentuk PIK untuk menjembatani antara sekolah dengan para siswa. PIK sendiri ada mulai tingkat SMP hingga Pergutuan tinggi sampai karang taruna," ujarnya.

Pihaknya mengaku akan mencari tahu alasan terkait data akurat alasan meningkatnya pernikahan usia dini di Kota . Menurutnya, perkembangan teknologi bisa menjadi penyebab pernikahan usia dini di beberapa kota besar. Kedepan, pihaknya meningkatkan jumlah kelompok PIK.

"Karena ini cara efisien sebagai jembatan untuk konsultasi dengan para siswa. Usia pernikahan seharusnya tidak boleh terlalu muda dan juga tidak boleh terlalu tua karena kehamilan di usia muda maupun tua sangat beresiko tinggi," pungkasnya. (bjt/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Pandemi, Ketua TP PKK Kabupaten Mojokerto Ajak Anggotanya Peduli Sesama':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO