Tahun Baru, Harga Daging Ayam di Lamongan Capai Rp 34 Ribu per Kilogram

Tahun Baru, Harga Daging Ayam  di Lamongan Capai Rp 34 Ribu per Kilogram ilustrasi

LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Sehari menjelang perayaan Tahun Baru 2016 harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional di Lamongan melambung. Kenaikan paling signifikan dirasakan pada penjualan daging ayam potong. Pantauan bangsaonline.com di Pasar Sidoharjo, Kecamatan/Kabupaten Lamongan, Kamis, (31/12), kenaikan bahan pokok terasa sekali sehari menjelang Tahun Baru.

“Menjelang Tahun Baru memang naik harganya. Mulai 2 hari ini drastis melonjak,” ujar pedagang daging ayam, Khusnul Khotimah.

Memang kenaikan nyaris terjadi setiap menjelang pergantian tahun. Dari beberapa bahan pokok, daging ayam paling besar kenaikannya lebih dari 10 persen. “Dua hari lalu, harga ayam masih Rp 28 ribu jadi, Rp 30 ribu ke Rp 32 ribu sekarang Rp 34 ribu,” paparnya.

Menurutnya, faktor penyebab kenaikan harga daging ayam bukan lantaran pasokan daging ayam mengalami keterlambatan, melaikan karena perayaan tahun baru yang bertepatan dengan libur panjang. Akibat dari kenaikan tersebut penjualan daging ayam pun menurun. “Ya pembeli berjurang,” aku dia.

Kenaikan harga daging ayam juga berimbas dengan kenaikan harga telur ayam. Harga telur yang semula Rp 19 ribu, sekarang naik menjadi Rp 22 ribu per kilogram.

Sementara itu, Kenaikan harga daging ayam ini dinilai Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Lamongan masih dalam batas wajar.

Sri Purwaningsih, Sekretaris Diskoperindag Lamongan mengatakan, kenaikan harga daging ayam dan telur masih relatif normal. “Kenaikan dari Rp 28 ribu ke 32 ribu. Saya kira kenaikan itu masih wajar naik 2000 hingga 3000,” terangnya.

Menurutnya kenaikan harga daging ayam yang terjadi di tingkatan pedagang karena memanfaatkan situasi pasar jelang Tahun Baru. Biasanya, pedagang menaikkan harga daging ayam kisaran Rp 2 ribu per kilogramnya hingga Rp 5 ribu per kilogram.

“Di tahun baru ini para pedagang berharap ada kenaikan, dan itu wajar saja, seperti waktu lebaran selalu ada kenaikan,” beber Sri Purwaningsih. Namun, kenaikan tidak setinggi seperti saat Idul Fitri dan Idul Adha.

Apalagi, sambungnya, permintaan daging ayam memang biasanya naik menjelang tahun baru dan harga biasanya akan kembali normal selepas tahun baru. “Kalau pembelinya banyak bisa bertahan di harga itu, tapi kalau pembelinya berkurang harga bisa turun,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO