Telan Korban Jiwa, Anggota Dewan: Sumenep sudah Layak KLB DBD

Telan Korban Jiwa, Anggota Dewan: Sumenep sudah Layak KLB DBD Ketua Komisi IV DPRD Sumenep, A. Subaidi. foto: rahmatullah/ BANGSAONLINE

SUMENEP, BANGSAONLINE.com – Anggota DPRD Sumenep menyebut bahwa penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang menyerang sebagian wilayah tersebut layak masuk Kejadian Luar Biasa (KLB). Hal itu setelah DBD merenggut satu korban jiwa.

Menurut Ketua Komisi IV DPRD Sumenep, A. Subaidi, status KLB tidak perlu menunggu korban banyak. Saat ini sudah 28 pasien yang terjangkit dan satu di antaranya meninggal. “Jangan menunggu korban banyak berjatuhan. Saya kira status KLB sudah pantas disematkan,” ujarnya, Jum’at (22/1).

Subaidi menuturkan, sewaktu reses ke bawah, dia mendapatkan keluhan dari warga tentang penyakit DBD yang biasa datang tiap musim penghujan. Katanya, warga berharap instansi terkait mengambil langkah untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya penyebaran DBD. Dan kini, kekhawatiran warga itu sudah nyata.

“Dari awal saya sudah berkomunikasi dengan instansi terkait agar melakukan langkah antisipasi,” paparnya.

Subaidi mengatakan, dengan ditetapkannya status KLB itu, diharapkan ada greget dari instansi terkait dalam menekan jatuhnya korban baru. "Selain itu, puskesmas dan petugas kesehatan di desa juga diharapkan lebih maksimal untuk mensosialisasikan cara pencegahan DBD, juga cepat bertindak ketika ada warga sudah terserang DBD," katanya.

“Kami berharap, tidak ada korban lagi,” pungkas politisi PPP Sumenep itu.

Informasi yang terangkum, korban jiwa DBD atas nama AD dari Desa Pinggir Papas, Kecamatan Kalianget. Dia meninggal dunia pada hari Rabu (20/1) kemarin di salah satu rumah sakit di Surabaya setelah dirujuk dari RSUD dr. Moh. Anwar Kabupaten Sumenep.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sumenep, dr. Fatoni, berharap masyarakat lebih waspada terhadap ancaman bahaya DBD. Dia mengimbau warga selalu menjaga kebersihan lingkungan. Dengan menjaga lingkungan tetap bersih, kemungkinan adanya penyakit DBD sangat sedikit. Terkait langkah dinas sendiri terhadap pencegahan DBD, Fatoni mengaku sudah melakukan fogging ke wilayah yang dianggap menjadi sarang nyamuk.

“Kalau tidak ada kesadaran dari warga sendiri untuk memerangi DBD, sulit melakukan pencegahan, karena ini ada kaitan dengan kebersihan lingkungan,” ujar mantan Sekretaris Dinkes Sumenep itu. (smn2/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO