JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Data dari RSK Mojowarno yang menyebutkan ada 215 pasien DBD dirawat di rumah sakit tersebut membuat Bupati Jombang, Nyono Suharli Wihandoko menerjunkan tim verifikasi. Hasilnya, dia bersikukuh bahwa jumlah penderita DBD sepanjang Januari 2016 hanya 250 orang. Dia menuding pihak rumah sakit merilis data yang tidak valid.
"RSK Mojowarno memang melaporkan secara tertulis jumlah pasien DBD pada Januari 60 orang. Setelah discreening Dinkes, yang positif DBD hanya 35 orang. Yang lain ada yang tipes dan demam namun tidak berdarah," kata Nyono kepada wartawan, Kamis (4/2/2016).
Baca Juga: Cegah Stunting dan Anemia, Puskesmas Pulorejo Ngoro Gelar Gerakan Aksi Bergizi ke Pelajar
Beberapa hari yang lalu, Kabag Umum RSK Mojowarno, Sunu Hastuti menyebutkan kepada awak media jika jumlah penderita DBD yang dirawat di tempatnya sepanjang Januari 2016 sebanyak 215 orang. Ratusan pasien itu merupakan rujukan dari beberapa puskesmas di Mojowarno dan sekitarnya. Seperti dari Puskesmas Bareng, Cukir, Mojoagung, dan Wonosalam.
Pernyataan dari RSK Mojowarno itu lah yang membuat Nyono kelimpungan. Pasalnya, jika ditambahkan dengan pasien di RSUD Jombang, jumlah penderita DBD mencapai angka 435 orang. Angka itu lebih dari 2 kali lipat dari jumlah penderita DBD sepanjang Januari 2015 yang hanya 153 orang.
Dia pun menyalahkan pihak RSK Mojowarno yang terburu-buru dalam merilis data kepada media massa. "Jadi kesalahan di RSK Mojowarno, salah menginformasikan. Kami imbau agar rumah sakit swasta memberi informasi yang valid dan akurat agar tidak simpang siur," ujarnya. (ony/rev)
Baca Juga: Pasien DBD di RSUD Jombang Meningkat, 7 Anak Dirawat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News