Belasan Gubuk Liar di TPA Randegan Mojokerto Dibakar

Belasan Gubuk Liar di TPA Randegan Mojokerto Dibakar Petugas Pol PP berjaga di lokasi setelah membongkar belasan bangunan liar. foto: yudi eko purnomo/ BANGSAONLINE

KOTA MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Belasan gubuk liar di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Randegan, Kota dibakar Satpol PP setempat, dalam razia, Selasa (9/2). Tindakan itu sempat mendapatkan perlawanan dari pemulung. Sejumlah pengais sampah itu mengajak pemilik warung di sepanjang jalan raya Randegan menentang tindakan represif aparat. Mereka berteriak-teriak mengajak pedagang kaki lima (PKL) menentang upaya pembongkaran tersebut.
Beruntung upaya provokasi massa itu bisa diredam hingga pembongkaran 18 bangunan kumuh bisa dilanjutkan.

"Keberadaan bangunan liar di lokasi TPA mengganggu proses bongkar sampah karena berdiri di median jalan. Keberadaan gubuk-gubuk liar itu juga menganggu keindahan," ujar Kasatpol PP Kota , Mashudi.

Melalui Sekretarisnya, Imam Susadi ia mengungkapkan tindakan represif ini merupakan puncak dari upaya persuasif sebelumnya. "Mereka sudah kita ingatkan agar punya kesadaran sendiri merobohkan gubuknya tapi hanya nggah nggeh (iya-iya saja,red). Tiga kali peringatan kami tidak digubris terpaksa kami mengambil tindakan," jelasnya.

Puluhan petugas yang berada di lokasi serta merta merobohkan bangunan itu. Sejumlah pemulung yang tak berdaya hanya pasrah sembari mengumpulkan sisa-sisa sampah yang mereka kumpulkan sebelumnya. 

Oleh petugas Satpol, bangunan anyaman bambu itu ditumpuk dan selanjutnya dibakar. Para pemulung hanya bisa meratapi tempat mereka berteduh dibakar petugas.

Kepala DKP Kota , Amin Wakhid mengatakan keberadaan hunian pemulung yang berdiri sekian lama itu tidak hanya menganggu proses bongkar sampah tapi juga keindahan. "Kami terpaksa meminta hunian itu dibongkar karena menggangu jalan truk. Karena bangunan itu, nilai Adipura kita di TPA sangat rendah karena ada bangunan kumuh itu," cetusnya.

Ia menjelaskan, nilai TPA jauh di bawah standar yang diharapkan karena bangunan tersebut. "Para pemulung itu kebanyakan berasal dari luar kota. Mereka tidak hanya berteduh disana tapi ada yang tinggal bermalam bersama keluarganya," paparnya.

Yang memprihatinkan, lanjutnya, pemulung itu menumpuk sampah-sampahnya selama berhari-hari dan melakukan transaksi dengan pengepul di sana. "Para pengepul mengambil sampah dari pemulung. Dan transaksinya di sana. Karenanya kami terpaksa bertindak," pungkasnya.

Dengan pembongkaran dan penataan TPA, ia menargetkan piala Adipura dalam tahun ini. Apalagi tahun ini Pemkot juga mengadakan lahan baru setelah sekian lama over kapasitas. (yep/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Pandemi, Ketua TP PKK Kabupaten Mojokerto Ajak Anggotanya Peduli Sesama':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO