Cemari Sungai, PG Djombang Baru Terancam Ditutup

Cemari Sungai, PG Djombang Baru Terancam Ditutup PG Djombang Baru. Foto: RONY S/BANGSAONLINE

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - PG Djombang Baru terancam ditutup jika tidak segera memperbaiki sistem pengelolaan limbahnya. Saat ini pihak pabrik dinilai masih mengelola limbah tidak sesuai standar. Bahkan banyak masyarakat yang mengeluhkan persoalan limbah tersebut.

Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Komisi C DPRD Jombang, Mas'ud Zuremi saat inspeksi mendadak (sidak), Rabu (7/9). "Jika tidak ada i’tikad baik untuk mengelola limbahnya, lebih baik PG Djombang Baru ditutup," katanya.

Baca Juga: Bentrok dengan Satpol PP, Petani Tebu di Jombang Demo Tuntut Hapus PPN 10 Persen

Saat bertemu dengan perwakilan manajemen PT. Perkebunan Nusantara X (Persero), kalangan legislatif menagih janji PG Djombang Baru untuk memperbaiki pengelolaan limbahnya seperti yang disampaikan pihak pabrik setahun silam.

Menurut Mas'ud, permintaan dewan terkait pengelolaan limbah saat sidak tahun hingga sekarang tidak direspon. "Kami kaget, beberapa hari lalu, kami menerima laporan dari masyarakat yang intinya mengeluh atas limbah yang dihasilkan PG Djombang Baru. Makanya, Komisi C meminta secara tegas agar manajemen pabrik secepatnya melakukan pengelolahan limbah sesuai standar yang berlaku,” ujar ketua Fraksi PKB DPRD Jombang tersebut.

Baca Juga: Dinilai Multitafsir, F-PKB Desak Bupati Jombang Revisi Perbup DD

Sungai yang dialiri limbah PG Djombang Baru. Foto: RONY S/BANGSAONLINE

Dalam pertemuan dengan anggota dewan itu, General Manajer PG Djombang Baru, Arif Efendi menerangkan bahwa untuk pengelolaan limbah yang baik ada tiga cara. Secara mekanik, penyemprotan, dan elektronik proses.

Sedangkan PG Djombang Baru selama ini menggunakan cara penyemprotan. Padahal, dari ketiga cara itu yang pailing bagus adalah dengan cara elektronik proses.

Baca Juga: Tak Kuat Bau Limbah dan Asap Pabrik, Warga Demo PG Djombang Baru

Namun, Arif mengaku, untuk memakai cara tersebut pihaknya tidak mampu. Ia beralasan, harga alatnya mencapai miliaran rupiah. “Bayangkan saja, PG Djombang baru selama ini terus mengalami kerugian. Baru tahun ini kami bisa untung. Untuk meminimalisir limbah, kami akan berupaya memakai gas sebagai bahan bakar mesin pabrik," paparnya. (rom/ony/ros)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO