Sri salah seorang pemilik warung makan di Pacitan. foto: YUNIARDI S/ BANGSAONLINE
PACITAN, BANGSAONLINE.com - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Pemkab Pacitan sejauh ini masih belum bersikap terkait harga sejumlah komoditas bahan pokok yang mulai merangkak naik belakangan ini. Pasalnya, tim di bawah kendali Sekkab tersebut memandang jika kenaikan harga tersebut tidak terlalu berdampak signifikan terhadap stabilitas perekonomian masyarakat.
"Karena itu, kami baru sebatas memantau. Sebab secara umum kenaikan harga tersebut belum begitu berdampak terhadap perekonomian masyarakat," jelas Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekkab Pacitan Joni Maryono.
BACA JUGA:
- Soal Pemberian Keringanan Kredit, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pacitan Serahkan ke Perbankan
- Harga Gula Pasir Kemasan Tembus Rp 22 Ribu per Kilogram
- Bupati Pacitan Perintahkan Sekda Konsultasi ke Pemprov Soal Kebijakan Ekonomi di Tengah Wabah Covid
- Akibat Wabah Corona, Satu Hotel di Pacitan ini Pilih Tutup Sampai 5 April
Joni mensinyalir kenaikan sejumlah komoditas bahan pokok itu lebih disebabkan faktor musim yang kurang menguntungkan. "Dan ini berlaku untuk semua daerah," tandasnya.
Sekadar informasi, pantauan di lapangan saat ini sejumlah komoditi mulai mengalami kenaikan. Harga cabe misalnya, mencapai Rp 70 ribu hingga Rp 80 ribu setiap kilogramnya (kg), meskipun harga beras berangsur turun.
Menurut Sri, salah seorang pemilik warung makan di Pacitan, harga beras saat ini berkisar Rp 10.500 ribu per kg, dari yang sebelumnya Rp 12.000 per kg. "Sementara hanya beras yang sudah berangsur turun. Komoditas lainnya masih stabil tinggi," ujarnya, Jumat (16/3). (yun/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Terkait
BANGSAONLINE VIDEO
