GRESIK, BANGSAONLINE.com - Ratusan petani tambak di Desa Pangkahkulon, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, merugi. Sebab, tanaman mangrove di lahan mereka terserang hama ulat.
Akibatnya, kotoran ulat jatuh ke dalam air sehingga membuat warna air menjadi hitam pekat. Untuk meminimalisir ulat ke permukiman, puluhan warga membakar ranting dan daun pohon mangrove yang terkena hama ulat.
BACA JUGA:
- Pura-Pura Dirampok, Perempuan Cantik dari PPS Gresik Ditangkap
- Bapak dan Anak yang Tercebur ke Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Petugas Perluas Pencarian
- Bapak dan Anak Tenggelam ke Sungai Sidoarjo-Gresik, Petugas Lakukan Pencarian
- Diduga Pemicu Kerusuhan H-1 Lebaran, Dua dari Sepuluh Remaja di Gresik Diamankan Polisi
Hal ini sebagai upaya untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan hama ulat yang sudah menyebar sejak dua minggu terakhir. Ulat itu menempel di daun hingga ranting.
Menurut Ainul Humam salah satu petani, dampak adanya hama tersebut, pohon mangrove yang terdapat di areal pertambakan warga menjadi kering dan daunnya rontok.
Tak hanya itu, ekosistem yang berada di area tersebut rusak. Ratusan hektare tambak warga kotor terkena kotoran ulat. Hal itu yang menyebabkan ikan yang dibudidayakan warga mati mendadak.
"Air tambak jadi kotor, ikannya pada mati dan karena gersang, kepiting tidak ada. Ini karena kotoran ulat bercampur di air tambak," ujar Ainul Humam.
Dia mengaku merugi hingga puluhan juta rupiah akibat serangan hama ulat tersebut. Dia lantas menyontohkan, dari tiga hektare lahan miliknya yang diisi ikan bandeng, hanya separuh ikan yang masih bisa dipanen.