MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com – Melihat banyaknya potensi produk industri kecil dan menengah yang belum memiliki label (merek) atau brand. Calon Gubenur Jawa Timur nomer urut satu Hj. Khofifah Indar Parawansa dalam kunjungannya ke beberapa wilayah di Mojokerto menyarankan kepada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk membuat Komunal Branding.
Seperti dijelaskan, Komunal Branding adalah suatu Brand atau label produk yang dapat dipakai secara bersama-sama dalam suatu klaster industri yang sama.
BACA JUGA:
- Susul Golkar, PPP Serahkan Rekom ke Khofifah dan Emil Dardak
- Resmi Terima SK dari Partai Golkar, Khofifah-Emil Mohon Doa Lanjutkan Jatim Cettar Jilid Dua
- Lantik PW IKA Unair Kepri, Khofifah Sampaikan 3 Hal Penting untuk Alumni
- Ikhtiar Wujudkan Generasi Emas 2045, Khofifah Kukuhkan Bunda Asuh Peduli Stunting Kepri
“Saya melihat titik-titik usaha di Mojokerto ini mudah untuk di klaster. Seperti di wilayah Kecamatan Gondang yang memproduksi makanan Samiler, di wilayah Kecamatan Dlanggu yang memproduksi Sambel, produk kerajinan Gerabah di wilayah Desa Mlaten-Kecamatan Puri, ada kerajinan batu bata di Kecamatan Bangsal, kerajinan kuningan di Kecamatan Trowulan yang hampir seratus persen dapat di ekspor dan di wilayah Kecamatan Prajuritkulon ada kerajinan sepatu-sandal,” terangnya.
Dalam prateknya, harusnya ada tim yang selalu memberikan pendampingan sekaligus memberikan fasilitasi bagi para penghasil produk-produk tersebut. Jika industry kecil ini dapat di kumpulkan maka tentunya permodalan mereka juga akan terkumpul dan menjadi besar. Ini akan mampu bersaing untuk mendapatan buyer untuk mengembangkan pemasaran produk mereka.
Khofifah mencotohkan, jika produk kerajinan grabah di wilayah Desa Mlaten, Kecamatan Puri menurutnya mempunyai nilai estetika yang sangat tinggi. Tetapi kebanyakan pola pekerjaannya masih sangat sederhana.Ini artinyan jika dilihat dari keunggulan kompetitif bagi Mojokerto maka harusnya para pengerajin tersebut sudah mendapatkan perlindungan dan fasilitasi untuk bisa terus mengembangkan produk kerajinan mereka.
“Saya melihat waktu itu di sentral produksi grabah, ada suatu formad khas majapahitan. Disini pasti tidak banyak orang yang bisa melakukan. Nah jika pruduk tersebut diberikan brand maka akan mempunyai daya saing yang tinggi,” tambahnya.
Klik Berita Selanjutnya