SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Di saat angkutan Lebaran mengalami kekurangan jumlah armada, namun tidak bagi angkutan laut penyeberangan. Moda transportasi ini kini mengalami over supply armada.
“Kami kelebihan armada. Para anggota menjerit,” ungkap Ketua DPP Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Khori Soetomo, Minggu (10/6).
BACA JUGA:
- Waspada Musim Pancaroba, ini Rekomendasi PB IDI agar Tetap Sehat saat Perjalanan Mudik
- Bersama Menko PMK, Pj Gubernur Jatim Tinjau Pelabuhan Jangkar Situbondo
- Ketua Fraksi Gerindra Apresiasi Layanan Mudik 2023 di Jatim Berjalan Lancar
- H+1 Lebaran, Satlantas Polresta Malang Kota Siapkan Antisipasi Hadapi Peningkatan Volume Kendaraan
Ia mencontohkan, untuk penyeberangan Ketapang-Gilimanuk ada 56 armada. Itupun kini ditambahi dengan masuknya satu armada dari ASDP yang dipaksakan masuk. Namun kapal tersebut tak sesuai dengan peruntukan dermaga sehingga akhirnya menganggur.
Demikian pula di penyeberangan Merak-Bakauheni saat ini ada 70 unit. “Padahal saat ini tiap kapal hanya beroperasi 12 hari karena ada 5 pasang dermaga. Merak-Bakauheni memang kekurangan dermaga sehingga ada kapal yang nganggur,” jelas Khoiri yang juga menjabat direktur keuangan PT Dharma Lautan Utama (DLU) ini.
Menurutnya, idealnya di Merak-Bakauheni ada 14 pasang dermaga. Belum lagi, kini ada 14 kapal baru yang mendapat izin masuk di penyeberangan tersibuk di Asia tersebut.
Ia mengimbau kepada pemerintah selaku regulator agar seharusnya lebih mendahulukan pembangunan prasarana. Sedangkan masalah sarana serahkan saja kepada operator yang selama ini kelebihan armada.