MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Mojokerto berupaya menangkal potensi penyimpangan makna kasih sayang dalam momen Valentine Day, 14 Februari 2020 esok. Lewat istighosah dan kebaktian.
Bergesernya makna kasih sayang di kalangan remaja agaknya cukup bikin gundah dunia pendidikan. Tak ubahnya, dengan lingkup pendidik di "Kota Onde-onde". Nyatanya, sejak jauh hari Dispendik telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) berisi imbauan kepada seluruh Kepala Sekolah SD dan SMP di Kota ini.
BACA JUGA:
- Pj Wali Kota Mojokerto Serahkan Penghargaan di Peringatan Harkitnas 2024
- Buka Sosialisasi PPDB Online Kota Mojokerto Tahun 2024, ini Harapan Pj Wali Kota Ali Kuncoro
- Parade Patrol Kota Mojokerto Diikuti Kelompok Pelajar-Kartar, Pengunjung Dipastikan Membeludak
- Siapkan Situs Alternatif, Disdikbud Kota Mojokerto Berharap Tak Ada Kendala Internet Selama PPDB
"Mengadakan istighosah atau kegiatan keagamaan bagi siswa - siswi pada 14 Februari 2020 mulai pukul 13.15 WIB sampai selesai. Selanjutnya, membuat SE bagi orang tua wali murid agar melakukan pengawasan terhadap putra putrinya selepas jam sekolah," desak Kadispendik Kota Mojokerto Amin Wachid, Kamis (13/2) tadi siang.
Dengan kegiatan tersebut, Amin berharap situasi akan kondusif. Sehingga proses pendidikan berkarakter bisa terwujud.
Angka perkawinan dini daerah ini beberapa tahun belakangan mencapai taraf serius. Data Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AK) Kota Mojokerto, menyebutkan total perkawinan di daerah ini pada tahun 2015 mencapai 980 pasangan. Tapi ironisnya, separuh lebih atau 502 pasang penganut pernikahan itu adalah anak-anak.
"Jumlah perkawinan dini mencapai puncaknya pada tahun 2015 yakni sebanyak 51,22 persen. Mereka tersebar di 18 kelurahan di seluruh kecamatan," ungkap Moch. Ali Imron, Kepala DP3AK Kota Mojokerto, waktu itu.
Menurut ia, persentase terbanyak pernikahan muda terjadi di Kelurahan Kedundung. "Terbanyak di Kedundung, sebanyak 69 pernikahan pasangan usia dini," tambahnya.