Cegah DBD, Kadinkes Pacitan: Jangan Asal Lakukan Fogging

Cegah DBD, Kadinkes Pacitan: Jangan Asal Lakukan Fogging dr. Eko Budiono, Kepala Dinas Kesehatan Pacitan.

PACITAN, BANGSAONLINE.com - Meningkatnya penderita demam berdarah dengue (DBD) di Pacitan dalam satu bulan terakhir ini, membuat masyarakat resah. Apalagi satu pasien yang masih anak-anak meninggal dunia karena keterlambatan penanganan.

Terkait hal ini, sejumlah warga meminta dinas terkait untuk segera melakukan penyemprotan (fogging) agar nyamuk aedes aegypti penyebab DBD mati. Namun, tidak semua pengajuan fogging itu dikabulkan oleh Dinas Kesehatan. Seperti yang dialami masyarakat lingkungan Ngawen, Desa Semanten, Kecamatan/Kabupaten Pacitan.

"Kami mencoba meminta fogging melalui puskesmas pembantu, namun ditolak, alasannya belum ada orang yang menderita DBD. Nanti kalau sudah ada baru bisa di-fogging. Kami hanya diminta untuk melakukan tindakan menguras, menimbun, dan menutup agar jentik mati. Kalau menunggu ada penderita kan lucu, buktinya korban yang meninggal dunia itu di lingkungannya sudah gencar melakukan pemberantasan, namun nyatanya masih kecolongan," terang Purwiyanto, Rabu (26/02).

Dikonfirmasi terkait hal ini, Kepala Dinas Kesehatan Pacitan dr. Eko Budiono menjelaskan bahwa fogging memang tidak bisa dilakukan sembarangan.

"Kita harus melihat lokasi yang akan di-fogging. Dosis obat dan juga orang yang melakukan fogging. Karena obatnya itu jika tidak sesuai dosis malah jadi racun. Bisa juga karena dosis tidak tepat bukan membunuh nyamuk, tapi malah membuatnya resistant sehingga nyamuk jadi kebal. Jadi jangan asal fogging," ungkap Kadinkes Eko pada pewarta pasca rapat terbatas dengan Komisi II DPRD Pacitan.

Dijelaskan, bahwa penanganan DBD yang efektif itu adalah dengan 3M (menguras, menutup, dan menimbun). "Perilaku hidup bersih dapat mencegah jentik berkembang menjadi nyamuk penyebar DBD," katanya. (yun/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO