Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*
105. Wabialhaqqi anzalnaahu wabialhaqqi nazala wamaa arsalnaaka illaa mubasysyiran wanadziiraan.
BACA JUGA:
- Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Abu Bakar R.A., Khalifah yang Rela Habiskan Hartanya untuk Sedekah
- Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Momen Nabi Musa Berkata Lembut dan Keras kepada Fir'aun
- Tafsir Al-Anbiya 48-50: Fir'aun Ngaku Tuhan, Tapi Tak Mampu Melawan Ajalnya Sendiri
- Tafsir Al-Anbiya' 41-43: Arnoud Van Doorn, Petinggi Partai Anti-Islam yang Justru Mualaf
Dan Kami turunkan (Al-Qur'an) itu dengan sebenarnya dan (Al-Qur'an) itu turun dengan (membawa) kebenaran. Dan Kami mengutus engkau (Muhammad), hanya sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan.
106. Waqur-aanan faraqnaahu litaqra-ahu ‘alaa alnnaasi ‘alaa muktsin wanazzalnaahu tanziilaan.
Dan Al-Qur'an (Kami turunkan) berangsur-angsur agar engkau (Muhammad) membacakannya kepada manusia perlahan-lahan dan Kami menurunkannya secara bertahap.
TAFSIR AKTUAL
Masih terkait dengan bahasan ayat sebelumnya, yakni tentang mukjizat qur'aniah dalam berbagai bidang. Termasuk pemberitaan kejadian masa lampau yang renik dan menakjubkan yang tidak mungkin bisa diketahui kecuali atas bisikan wahyu. Dari mana Nabi Muhammad SAW bisa mengetahui bahwa Musa A.S. telah dianugerahi sembilan ayat (tis'a ayat)?
Lalu ayat ini menegaskan bahwa semua itu karena Allah SWT yang serius (bi al-haqq) menurunkan al-qur-an (anzalnah). Tuhan memandang sangat perlu menurunkan al-qur'an demi bagusnya tatanan hidup manusia. "wa bi al-haqq nazal" Bahwa al-Qur'an turun dengan membawa panduan hidup yang benar. Atau al-qur'an turun atas kuasa Dzat yang yang Mahabenar kepada utusan yang benar dengan membawa ajaran yang benar.
Kemudian pada ayat berikutnya dinyatakan bahwa al-Qur'an diturunkan secara acak (wa qur'ana faraqnah) agar terbaca dengan baik (li taqra'ah 'ala al-nas ala mukts) dan bisa diaplikasikan dengan baik (wa nazzalnah tanzila). Maka, pada dua ayat kaji ini ada tiga istilah terkait nuzul al-qur'an sebagai wahyu, yakni: "anzalna" (inzal), "nazal" (nuzul), dan "nazzalna" (tanzil).