Bayi di Jombang Meninggal saat Dilahirkan di RS Swasta, Ibu Mengaku Ditelantarkan karena Reaktif

Bayi di Jombang Meninggal saat Dilahirkan di RS Swasta, Ibu Mengaku Ditelantarkan karena Reaktif Suami pasien DR yang melahirkan di RS PMC.

“Yang saya kecewakan itu waktu di ruang Darusallam, ketika saya kesakitan perawat terus bilang nanti jam 9 (ditangani, red). Hingga akhirnya keluar bayinya itu pun tidak langsung dilihat, baru setengah jam setelah bayi lahir, baru dilihat. Kalau menurut saya, waktu bayi lahir itu tidak nangis, kalau itu langsung ditangani, langsung dikasih oksigen, dikasih penghangat, ya ndak sampai kayak gitu (meninggal, red),” ujarnya.

Kekecewaan juga diluapkan oleh suami pasien, BK (29). Ia merasa istrinya ditelantarkan oleh pihak rumah sakit. Sejak awal masuk IGD hingga di ruang Darusallam RS PMC, istrinya hanya ditangani tenaga medis dua kali.

Bahkan menurutnya, saat bayinya lahir tidak ada perawat ataupun tenaga medis lainnya yang membantu. Padahal, saat itu ada perawat dan bidan di ruang IGD. Alasan tenaga medis tidak menangani istrinya saat itu, lanjut BK, karena istrinya dicurigai Covid-19, lantaran reaktif hasil rapid test.

“Alasannya dokternya itu, kalau masuk ke ruangan harus menggunakan APD (alat pelindung diri). Kalau sudah menggunakan APD tidak bisa menangani pasien lain. Waktu lahir itu masih di bawah bidannya itu. Alasannya masih menangani yang lainnya. Padahal di atas itu ada perawat dan tidak ditangani,” tuturnya.

Ia berharap, ke depan tidak ada lagi kasus penelantaran yang dilakukan oleh rumah sakit. “Janganlah membeda-bedakan pasien reaktif, ini kan penyakitnya belum tentu positif atau tidaknya. Tapi dengan begitu, dia menelantarkan seseorang yang bertaruh nyawa melahirkan anaknya, yang tidak pasti mati atau hidup,” pungkas BK.

Pihak RS PMC masih dalam proses konfirmasi. (aan/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO