Petani Plosorejo Gunakan Insektisida Alami dari Bahan Batok Kelapa

Petani Plosorejo Gunakan Insektisida Alami dari Bahan Batok Kelapa Imam Masruri, salah satu petani dari Poktan Dewi Sri 2 Desa Plosorejo.

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Limbah buah kelapa ternyata banyak sekali fungsinya. Serabutnya bisa diolah menjadi kerajin tangan seperti pot bunga, sedangkan batok kelapanya bisa diolah menjadi bahan pembasmi hama insektisida alami atau pestisida yang bisa digunakan di lahan pertanian.

Seperti yang sudah dipraktikkan oleh Najibul Fikri, PPL (Petugas Penyuluh Lapangan) Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri. Ia menjelaskan, telah melakukan inovasi membuat pembasmi hama bebas dari bahan kimia dari bahan alami, dengan menggunakan bahan limbah batok kelapa.

"Dalam proses pembuatannya, batok kelapa dimasukkan ke dalam tempat pembakaran yang dinamai pirolisis kurang lebih selama 20 menit, yang nantinya akan keluar asap cair," kata Najibul Fikri, Sabtu (29/8).

Menurut Najibul, asap cair merupakan hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran bahan-bahan yang mengandung liknin, senyawa karbon dan selulosa yang terkandung di dalam batok kelapa. Nantinya asap cair tersebut, sebagai pengganti pestisida nabati atau insektisida alami digunakan dalam pertanian organik.

"Untuk 100 kilogram batok kelapa kering, nantinya bisa menghasilkan kurang lebih 25 liter asap cair," ujar Najibul.

Sementara Imam Masruri, salah satu petani dari Poktan Dewi Sri 2 Dusun Kejuron, Desa Plosorejo mengungkapkan, dirinya sudah mengaplikasikan asap cairan dari batok kelapa di dua tanaman, yakni jagung dan bawang merah.

"Cairan dari asap batok kelapa tersebut berfungsi sebagai fungisida ataupun insektisida, sekaligus juga di dalamnya terkadung zat tumbuh dan penyubur," kata Imam.

Menurut Imam, hasil asap cair dari metode ini ada beberapa grade yang masing-masing grade mempunyai fungsi berbeda. Yaitu meningkatkan kualitas tanah, menetralisir asam tanah, mempercepat pertumbuhan tanaman dan membunuh hama tanaman.

"Dan juga bisa digunakan sebagai pengawet makanan pengganti formalin dari bahan nabati, bukan lagi kimia," pungkas Imam. (uji/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO