TUBAN, BANGSAONLINE.com – Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tuban mengalami penurunan sekitar 0,83 persen akibat pandemi Covid-19. Selain itu, angka inflasi di Kabupaten Tuban juga tergolong tinggi.
Hal ini disampaikan Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky, Jumat (27/8/2021). Menurut Bupati Lindra -sapaannya- salah satu penyebab naiknya inflasi karena sektor industri dan pengolahan yang menjadi penyumbang PDRB terbesar di Kabupaten Tuban ikut mengalami penurunan. Meski begitu, pihaknya berjanji segera melakukan kajian untuk mendalami permasalahan tersebut.
BACA JUGA:
- Melalui Inovasi "Bahtera Kita", Bayi Lahir di Tuban Langsung Dapat Akta Kelahiran hingga KIA
- 20 Calon Jemaah Haji Lansia Asal Tuban Gagal Berangkat ke Tanah Suci
- Terlilit Utang, 2 Pemuda di Tuban Nekat Curi Motor dan Handphone
- Beri Makan Monyet dan Ikan, Tradisi Sedekah Bumi Masih Lestari di Sendang Bektiharjo Tuban
“Akan kita kaji lebih lanjut sehingga diketahui seluruh faktor yang mempengaruhi inflasi dan pertumbuhan ekonomi di Tuban,” katanya.
Ia mengatakan, Pemkab Tuban selama ini telah berupaya menekan nilai inflasi dengan menetapkan Standar Satuan Harga (SSH) dan Indeks Harga Konsumen (IHK). Selanjutnya, mengatur peredaran komoditi pangan di pasar dengan menjaga kestabilan harga, dan mengatur arus penawaran dan permintaan (supply and demand).
"Hal ini dilakukan agar tidak terjadi lonjakan harga maupun penurunan harga yang drastis ketika terjadi panen maupun saat kelangkaan barang," jelasnya.
Hanya saja, Lindra memastikan inflasi tidak berpengaruh di sektor seperti pertanian, peternakan, dan perikanan yang relatif stabil dan tidak begitu terpengaruh pandemi. Dirinya mengimbau masyarakat memanfaatkan resi gudang yang ada untuk menjaga ketersediaan stok pangan.
"Kita memaksimalkan hasil produksi dan memprioritaskan komoditi pangan lokal sebelum nanti menerima supplier dari luar wilayah," tutupnya. (gun/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News