Menengok Cara Surabaya Merawat Toleransi | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Menengok Cara Surabaya Merawat Toleransi

Editor: M. Aulia Rahman
Wartawan: Yudi Arianto
Kamis, 03 November 2022 18:31 WIB

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, saat melakukan deklarasi damai ketika memperingati Sumpah Pemuda ke-94.

Pada kesempatan itu, mengajak para pemuda dari komunitas bela diri dan perguruan silat turut ambil bagian dalam menjaga keamanan dan ketentraman di

“Karena kekuatan kita adalah semua elemen yang ada di Kota . Saatnya para pemuda ikut menjadi bagian, bukan hanya menjadi penonton tetapi juga menjadi bagian untuk ,” ucapnya.

Selain Deklarasi Damai, pada malam harinya pemkot juga menggelar Silaturahmi Toleransi Kebangsaan. Kegiatan tersebut dipusatkan di depan Tugu Pahlawan yang diikuti masyarakat dari berbagai suku dan agama yang tinggal di .

Menariknya, kegiatan ini juga turut dimeriahkan pementasan seni budaya dari berbagai suku yang ada di Indonesia. Di antaranya, Tari Remo dari Jawa Timur, Jaipong dari Sunda, Tati Sigeh Pengunten dari Lampung, Mocopat dari Penghayat Kepercayaan , Tarian Empat Etnis dari Suku Bugis, Tari Pasambahan dari Suku Minang, dan Kasuari Dance dari Papua.

Tak hanya sekedar penampilan lintas seni dan budaya. Namun, di momen itu juga dilaksanakan Doa Bersama Lintas Agama serta Deklarasi Kota Toleran oleh perwakilan berbagai suku dan pemuda di Kota

“Saya yakin, jikalau dengan pemuda-pemudanya yang hari ini membacakan Deklarasi Persamaan Satu Negara Indonesia, dalam darah kita terpatri NKRI harga mati,” kata Eri

Pada kesempatan yang sama, Tokoh Ulama Nasional, Miftah Maulana Habiburrahman berharap daerah lain dapat mencontoh kerukunan masyarakat yang ada di Kota

Menurut dia, meski dihuni sekitar 34 suku bangsa, namun warganya tetap rukun dan saling menghormati antar satu dan lainnya. 

"Wong Indonesia (Orang Indonesia) kalau bisa akur (rukun) seperti di ini, Insyaallah menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur," kata Gus Miftah, sapaan lekatnya.

Selain Gus Miftah, Perwakilan Tokoh Agama Katolik, Yusi juga sangat mendukung keseriusan pemkot dalam menjaga keberagaman dan kesatuan di

“Biasa kami lakukan di Kota untuk doa dari masing-masing agama. Perayaan-perayaan agama pun kita mengadakan acara yang sama. Artinya, hal itu semakin menguatkan menjadi salah satu kota toleransi di Negara Indonesia,” kata Yusi.

Tokoh Agama Konghucu, WS Liem Tiong Yang menilai bahwa sangat layak menjadi pelopor kota toleransi dan keberagaman di Indonesia. Ia yakin, mampu menjadi barometer bagi daerah lain dalam menciptakan keamanan dan kenyamanan bagi umat beragama.

“Karena hampir semua suku di Indonesia ada di , sehingga bisa menjadi barometer bagi kota-kota lain karena keberagaman tetap terjaga di Kota . Masyarakat bisa melihat keberagaman dan kesatuan di dengan enjoy (nyaman) dan itu harus dijaga terus,” paparnya. (ari/mar)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video