IKN Terancam Mangkrak, Investor Mundur, Butuh Populasi Penduduk 3-5 Juta Jiwa, Dibatalkan saja?
Editor: Tim
Jumat, 25 November 2022 16:42 WIB
JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Inilah peringatan Direktur Institute For Demographic and Poverty Studies (Ideas), Yusuf Wibisono, terhadap pemerintah tentang rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimatan Timur.
"Sejak awal, tidak akan ada yang tertarik masuk ke IKM sehingga IKN harus bergantung sepenuhnya pada APBN atau akan mangkrak," kata Yusuf Wibisono dikutip Tempo.co, Jumat (25/11/2022).
BACA JUGA:
Tak Ada Keppres, Prabowo Batal Dilantik di IKN, PKS Minta Jangan Teken Pemindahan ke IKN
Sindir IKN yang Belum Punya Investor Asing, Mahfud MD: Cari Terus, Mas Bahlil
5 Provinsi yang Diprediksi akan "Menyala" di Tahun 2024
PKS Anggap Proyek Food Estate Gagal, Tak Bermanfaat dan Merusak Lingkungan
Karena itu Yusuf Wibisono menyarankan agar pemindahan ibu kota dibatalkan atau ditunda dan diserahkan ke pemerintahan selanjutnya.
Seperti diberitakan, salah satu investor strategis, SoftBank Group menyatakan batal untuk terlibat dalam pembangunan IKN. Padahal SoftBank sempat menjanjikan investasi US$30—40 miliar atau berkisar Rp430—575 triliun (dengan asumsi kurs Rp14.000).
"Kami tidak lagi berinvestasi pada proyek tersebut, tetapi kami akan tetap melanjutkan investasi di Indonesia melalui portofolio kami pada SoftBank Vision Fund," tertulis dalam keterangan resmi SoftBank dikutip ekonomi.bisnis.com.
Menurut Yusuf Wibisono, rencana mengenai IKN paling cepat dibahas lagi oleh pemerintahan hasil pemilu 2034. Sebab, kata dia, dalam 10 tahun ke depan, pemerintah seharusnya berkonsentrasi pada upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi dan krisis global, serta mendorong Indonesia keluar dari middle income trap.
"Apabila terus memaksakan pembangunan IKN saat ini, di tengah kelemahan APBN dan ketidakjelasan sumber pembiayaan swasta, hanya akan menunjukkan arogansi penguasa," tutur tegas Yusuf Wibisono.
Ia juga menilai proyek IKN akan sulit menarik minat investor. Salah satu penyebabnya adalah jumlah penduduk yang sangat rendah. Ia pun membandingkannya dengan proyek pengembangan Kota Batam yang dibangun pemerintah sebagai kota industri sejak 1970.
"Batam yang dibangun dari lahan kosong, sekarang setelah 50 tahun tidak mampu menyaingi Singapura dengan populasi hanya 1,2 juta orang. Padahal puluhan tahun Batam menikmati berbagai fasilitas investasi dan kemudahan ekspor dan impor," katanya.
Simak berita selengkapnya ...