Atasi Kekeringan di Jawa Timur Pemprov Diminta Punya Strategi
Minggu, 02 Agustus 2015 21:45 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sejak beberapa minggu belakangan ini Jawa Timur kembali dilanda kekeringan. Peristiwa ini terus berulang dari tahun ke tahun, akibatnya sejumlah desa yang ada di Jatim mengalami krisis air. Bahkan hampir sebagian lahan pertanian terancam puso akibat tak air yang mengaliri sawah para petani.
Ketua Fraksi PKS DRPD Jatim, Yusuf Rohana mengatakan, dampak kekeringan semacam itu muncul karena kurangnya langkah antisipasi Pemprov Jatim. Menurutnya, selama ini Pemprov Jatim hanya terkesan menyalahkan alam. Pihaknya berharap Pemprov punya strategi untuk mengatasi kekeringan sehingga tak selalu menjadi masalah rutin tiap tahun.
BACA JUGA:
Jelang Hari Jadi Provinsi Jatim, Pj Gubernur Adhy Ziarah dan Tabur Bunga di Makam Proklamator RI
Adhy Karyono Resmikan Kawasan Kuliner Halal Pertama di Jawa Timur
Jelang HUT Ke-79 Jawa Timur, Adhy Karyono Ziarah dan Tabur Bunga ke Makam Gubernur Soerjo
Pj Gubernur Jatim Ajak Teladani Nilai Pancasila Sebagai Semangat Wujudkan Indonesia Emas 2045
“Selama ini kalau kekeringan datang, selalu yang disalahkan adalah pasokan air yang lebih sedikit dari Jateng dan Yogyakarta. Pemprov harus punya strategi jangka panjang, jangan sampai kekeringan selalu menjadi maslah rutin tiap tahun,” sindir anggota Dewan asal daerah pemilihan Jatim VIII itu, Minggu (2/8).
Yusuf mengungkapkan, pernyataan pihak eksekutif selama ini terkesan buang badan. Hal itu jelas kurang tepat, dan mengesankan Pemprov Jatim tidak memiliki inisiatif untuk melakukan antisipasi. Salah satu antisipasi yang dianggap pihaknya bisa menjadi solusi adalah dengan membangun bendungan besar.
“Sebenarnya untuk membangun bendungan itu bisa menuntaskan yang belum jadi, misalnya Bendungan Rejoso, yang bisa mengairi empat kabupaten, Mojokerto, Jombang, Nganjuk, dan Bojonegoro,” papar anggota Komisi B ini.
Selain itu, Pemprov Jatim juga seharusnya memperbanyak saluran irigasi di sejumlah desa. Tepatnya, saluran irigasi itu dibangun di desa-desa yang dinilai rawan dilanda bencana kekeringan. Dengan cara itu, Yusuf yakin kedepannya musibah kekeringan di Jatim bisa diantisipasi dengan baik.