Musim Kemarau, Pengrajin Batu Bata di Bojonegoro Genjot Produksi | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Musim Kemarau, Pengrajin Batu Bata di Bojonegoro Genjot Produksi

Jumat, 07 Agustus 2015 18:08 WIB

JEMUR. Eko Riyanto (32), perajin batu bata merah di Desa Jalakan, Kecamatan Padangan, Bojonegoro tampak sedang menjemur batu bata. Foto: Eky Nurhadi/BANGSAONLINE

Akan tetapi, saat memasuki musim hujan, mencari bahan baku tanah liat agak sulit dan juga proses penjemurannya agak lama. Tidak jarang pula daerah bantaran sungai kebanjiran sehingga sulit membuat batu bata merah.

Menurut Eko Riyanto, perajin batu bata merah di daerah bantaran Sungai Bengawan Solo tersebar di beberapa desa di antaranya di Desa Dengok, Jalakan, dan Kalangan, Kecamatan Padangan. Di masing-masing desa itu ada sekitar 100 perajin batu bata merah yang telah menekuni usaha kerajinan ini sejak puluhan tahun.

Sementara itu, menurut perajin batu bata merah lainnya, Hasan (40), produksi batu bata merah saat musim kemarau seperti ini memang bisa digenjot. Akan tetapi, kata dia, selama musim kemarau harga jual batu bata merah menurun. Saat ini harga jual batu bata merah per 1000 biji hanya sekitar Rp 430.000 sampai Rp 450.000. Padahal sebelumnya, kata dia, harga batu bata merah per 1.000 biji di kisaran Rp 480.000 sampai Rp 500.000.

“Penyebabnya karena produksi batu bata merah melimpah sementara permintaan tidak terlalu meningkat,” ujarnya.

Padahal, kata dia, biaya produksi batu bata merah itu juga tinggi. Misalnya untuk kayu bakar saat ini harganya per satu pikap mencapai Rp 430.000. Begitu pula untuk sekam harganya Rp 150.000 per pikap. Itu belum termasuk biaya tenaga kerja apabila mempekerjakan orang lain untuk proses pembuatan batu bata merah dan pengiriman barang. “Jadi kondisi perajin batu bata merah sekarang serba sulit,” ujarnya. (nur/rvl)

 

 Tag:   Bojonegoro

Berita Terkait

Bangsaonline Video