Benarkah Bung Karno Lahir di Jombang? Sosok ini Berani Bersumpah soal Kelahiran Sang Proklamator | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Benarkah Bung Karno Lahir di Jombang? Sosok ini Berani Bersumpah soal Kelahiran Sang Proklamator

Editor: Novandryo
Wartawan: Muji Harjita
Rabu, 26 Juni 2024 11:09 WIB

Buku Bung Karno Putera Fajar

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Ada yang meyakini jika Proklamator lahir di Kecamatan Ploso, Kabupaten . Bukan di Surabaya seperti yang ditulis di beberapa buku sejarah.

Keyakinan bahwa kelahiran Soekarno yang saat bayi bernama Koesno di itu disampaikan oleh Ketua Harian , Kecamatan Wates, Kabupaten , R. Kushartono.

Dalam rilis yang diterima BANGSAONLINE, Kushartono menceritakan bahwa baru-baru ini ada sosok saksi yang berani bersumpah bahwa Lahir di yang diungkapkan oleh Keluarga di .

" sendiri menyampaikan dalam biografi Soekarno karya Cindy Adams. Pada halaman 23 jelas dituliskan: Satu-satunya saksi yang bisa bersumpah, siapa sejatinya ayahku, dan menjadi saksi bahwa aku benar-benar dilahirkan oleh ibuku, sudah lama meninggal," kata Kushartono, Rabu (26l/06/2024).

Menurut Kus, nampaknya belum ada sejarawan yang meneliti siapa orang yang dimaksud ini.

Sampai peringatan Harlah ke-122 tahun 2024 ini, ia belum pernah mendengar ada sejarawan yang mengungkapkan siapa sebenarnya saksi yang berani bersumpah sebagaimana dimaksud oleh itu.

Sementara menurut Kus, jika mencermati buku Penyambung Lidah Rakyat, telah menyampaikan peran sosok yang dimaksud.

"Satu-satunya orang yang mengurus Ibu adalah sahabat keluarga kami, seorang lelaki yang sudah sangat tua. Adalah dia dan tak ada orang lain, yang menyambut kehadiranku di dunia", demikian ditulis pada halaman 22 buku Penyambung Lidah Rakyat.

"Jadi orang yang berani bersumpah tentang kelahiran itu adalah orang yang membantu persalinan Ibunya, dialah seorang lelaki yang sudah sangat tua, yang menyambut kehadirannya di dunia ini," paparnya.

Namun di dalam buku Penyambung Lidah Rakyat ini tidak disebutkan siapa nama kakek tua itu. Dan bertahun-tahun seolah menjadi misteri.

"Siapa kakek tua yang dimaksud itu, siapa namanya, orang mana, dan apa pekerjaannya, bertahun-tahun. Inilah yang diceritakan oleh keluarga kami, dialah Kek Suro atau nama lengkapnya Kiai Mas Surosentono orang Suco Kabuh, Ploso, . Atas saran keluarga Ndalem Pojok, Kek Suro kemudian diangkat oleh menjadi penasehat Presiden waktu di Istana Jogja," urainya.

Menurut Kushartono, apa yang disampaikan keluarga Ndalem Pojok ini ternyata selaras dengan apa yang tertulis dalam buku “Soekarno Putra Sang Fajar” karya Sholichin Salam.

"Kelahirannya tiada ditolong oleh suster maupun dukun bersalin di kampung, melainkan hanya disaksikan oleh Ayah dan Pak Suro. Bahkan Mbah Surosentono inilah yang memotong pusernya bayi Soekarno," tulis Sholichin Salam pada halaman 18.

"Kalau menyebut kakek tua yang menyambut kehadirannya di dunia, keluarga ndalem menceritakan Kek Surosentono adalah yang nampani bayinya Soekarno, sementara Sholichin Salam menulis Mbah Surosentono yang memotong pusernya bayi Soekarno. Jadi biografi , cerita dari Ndalem Pojok dan buku karya Sholichin Salam koheran," pungkas Kushartono yang mengaku mendapat cerita perihal Surosentono langsung dari ayahnya yang memang sama-sama tinggal di Istana Presiden Soekarno Yogyakarta. (uji/van)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video