Bongkar Pos LLAJ Terminal Besuki, Pelaksana Proyek Rehabilitasi Taman dan Relokasi Diprotes
Rabu, 19 Agustus 2015 19:59 WIB
SITUBONDO, BANGSAONLINE.com - Pelaksanaan proyek rehabilitasi taman dan relokasi PKL di Alun-alun Besuki yang membongkar bangunan Pos Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) di area terminal Besuki diprotes sejumlah pihak, sebab pembongkaran yang dilakukan oleh pihak pelaksana proyek tidak ada koordinasi dan pemberitahuan ke pihak Dinas Perhubungan dan LLAJ Situbondo.
Hal tersebut dibenarkan Kordinator Terminal Besuki, Supandi, yang mengatakan pembongkaran Pos LLAJ yang dilakukan oleh pihak pelaksana proyek tanpa ada kordinasi dan pemberitahuan. “Pembongkaran pos itu tanpa ada kordinasi dan pemberitahuan terlebih dahulu ke kita,” tandasnya saat dihubungi, siang tadi (19/8).
BACA JUGA:
Kompak, Fraksi PKB dan PPP Pertanyakan Kinerja Pemkab Situbondo
Sukses Turunkan Kemiskinan Ekstrem pada 2023, Bupati Situbondo: Target Zero 2024
Bupati Situbondo Salurkan Insentif Kepada 193 Ketua RT di Kecamatan Jatibanteng
Hadiri Silaturahmi Hippa, Bupati Situbondo Dorong Semangat Gotong Royong
Untuk itu, Supandi mengaku, pihaknya sudah melaporkan hal pembongkaran Pos LLAJ di terminal Besuki itu kepada Kepala Dinas Perhubungan dan LLAJ Situbondo. “Sudah saya laporkan hal ini ke kepala dinas,” akunya.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, Pos LLAJ berada satu area di taman bunga alun-alun Besuki yang saat ini sedang dilaksanakan proyek pembangunan rehabilitasi taman dan relokasi PKL dengan sumber Anggaran dari Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp. 1.122.660.000,- yang melekat pada Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang (CKTR) Situbondo yang dilaksanakan oleh rekanan CV. Tri Tunggal.
Meskipun Pos LLAJ itu kontruksinya masih kokoh dan selalu dimanfaatkan oleh petugas Terminal Besuki, namun beberapa bagian bangunan Pos tersebut tiba-tiba dibongkar. Padahal pengelolaan barang milik Negara atau daerah yang akan di bongkar atau dipindah tangankan sudah diundangkan dalam peraturan pemerintah tentang pengelolahan barang milik Negara/daerah.
“Sebelum bangunan tersebut rata dengan tanah saat dibongkar, sejumlah petugas terminal protes dan tempat itu merupakan pos petugas terminal yang selalu difungsikan, terlebih di saat musim hujan,” kata salah seorang sumber yang enggan disebutkan namanya. (had/rvl)