Dilantik Jadi Ketua DP HKTI Jatim, Khofifah Bertekad Wujudkan Smart Village dan Sejumlah Program | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Dilantik Jadi Ketua DP HKTI Jatim, Khofifah Bertekad Wujudkan Smart Village dan Sejumlah Program

Editor: Novandryo W S
Wartawan: Devi Fitri Afriyanti
Rabu, 02 Oktober 2024 20:03 WIB

Pelantikan pengurus HKTI Jatim

“Karena mereka sudah bisa mendapatkan income jadi ibaratnya mereka bergerak di desa tapi rejeki kota. Ini yang akan kita bangun bersama,” urainya.

Di sektor pertanian, juga ingin mewujudkan plaza ikan yang nantinya bisa untuk menjadi daya tarik sektor wisata di . Pasalnya di negara-negara lain seperti Jepang, Korea sudah memiliki sentra sentra plaza ikan yang digunakan wisatawan baik dalam maupun luar negeri untuk berwisata kuliner.

“Kita ikhtiarkan agar ini bisa terwujud. Selain itu juga saat ini di Jatim sudah banyak pemanfaatan teknologi pertanian. Misalnya nabur benih dan pupuk sudah dengan drone. Sehingga sangat sesuai untuk petani millenial,” katanya.

Di sisi lain, Ketua Umum Fadli Zon menegaskan harapannya bahwa Jatim akan menjadi garda terdepan memajukan petani dan sektor pertanian di Jatim.

“Abah Arum Sabil sudah dikenal Pak Prabowo. Semoga Bunda yang juga Ketua Dewan Pembina Jatim bisa mengemban amanat kembali memimpin Jatim. Pak Prabowo Ketua Dewan Pembina DPN mengucapkan salam dan selamat atas pelantikan Jatim ini,” kata Fadli Zon.

Peran menurutnya sangat krusial untuk menghadapi cita cita dan target Indonesia ke depan. Terutama kaitannya dalam menyediakan bahan pangan yang sehat dan bergizi, menurunkan angka stunting, dan juga adanya program makan bergizi dari pemerintah.

“Sektor pertanian Jatim banyak yang unggul dan jadi juara se Indonesia. Kita tahu Jatim produsen padi terbesar empat tahun berturut turut sejak 2020. Ini karena sebesar 18 persen Jatim menyumbang produksi padi nasional, ada 9,7 juta ton GKG. Jagung juga terbesar 30,63 persen terhadap produksi jagung nasional,” tegasnya.

Di sisi lain, Ketua DPD Jatim Arum Sabil menyoroti tantangan para petani dan juga. Banyak yang memiliki produk pertanian berlimpah tapi kemudian kurang memiliki nilai jual. Atau nilai jualnya murah. Maka dibutuhkan sinergi dengan banyak pihak.

“Oleh karena itu proteksi dan promosikan itu perlu dilakukan. Jangan sampai petani terjebak oleh pupuk palsu, pestisida palsu,” ujarnya.

Serta juga ada kebutuhan terkait pentingnya promosi, yaitu bagaimana para petani dan peternak mengenalkan bahwa produk hasil pertanian, peternakan, maupun perkebunan di itu bukan hanya memiliki harga atau kualitas. Tapi juga sehat untuk dikonsumsi,” pungkasnya. (dev/van)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video